Lontar.id – Penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron yang disebabkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) di Indonesia saat ini sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus.
Hal itu disampaikan oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan hasil Rapat Terbatas terkait penanganan Pandemi Covid 19 khususnya varian Omicron pada Senin, 24 Januari 2022.
Luhut menuturkan bahwa kasus yang disebabkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya. Namun, Menko Luhut tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada.
“Dengan berbagai perkembangan tersebut, kami mengimbau masyarakat juga untuk lebih waspada. Protokol kesehatan jangan ditinggalkan, selalu kenakan masker, kurangi aktivitas keluar rumah yang tidak perlu, dan selalu gunakan PeduliLindungi ketika beraktivitas di tempat umum” ujar Menko Luhut, seperti dilansir laman resmi Kemenko Marves.
Pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron walaupun terjadi peningkatan kasus.
“Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah lebih dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta,” tambah Menko Luhut.
Bercermin dari kasus di Afrika Selatan, Pemerintah memperkirakan jumlah kasus akan terus meningkat.
Namun jika dibandingkan dengan pola yang terjadi di Afrika Selatan, tingkat kematian yang terjadi di DKI hingga saat ini masih lebih rendah. Tingkat vaksinasi yang lebih tinggi di Indonesia menjadi faktor pembeda.
Dengan begitu Menko Luhut mengimbau agar vaksinasi umum dan lansia khususnya di Jawa Bali terus ditingkatkan.
Dari data yang diperoleh tingkat vaksinasi Jawa Bali berada di posisi yang tinggi, mencapai 91 persen untuk dosis 1 umum dan 75 persen untuk dosis 1 lansia.
Selain itu, vaksinasi Dosis 1 dan Dosis 2 anak di Jawa Bali juga meningkat dengan cepat. Tingkat vaksinasi dosis 1 anak di Jawa Bali telah mencapai 69 persen dan dosis 2 juga sudah mulai meningkat.
Menko Luhut juga mengatakan bahwa dari data Google Mobility, mulai terdapat tren penurunan mobilitas di Jawa Bali. Hal ini diprediksi akibat mulai waspadanya masyarakat terhadap varian Omicron.
Dengan begitu pemerintah sangat mengapresiasi Langkah masyarakat yang telah mengurangi aktivitas luar ruang yang tidak diperlukan.
Dari sisi level PPKM, terjadi peningkatan jumlah kabupaten kota yang masuk ke level 1. Pandemi yang terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen situasi Provinsi tersebut masuk ke dalam Level 3.
Namun dalam melakukan asesmen level PPKM, Pemerintah secara konsisten memperlakukan DKI sebagai satu kesatuan wilayah Aglomerasi Jabodetabek. Secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih pada level 2. Rincian terkait level PPKM dapat dilihat pada Inmendagri yang akan terbit dalam waktu dekat.
Pemerintah hari ini menegaskan akan terus menggunakan asesmen Level sebagai basis pengetatan masyarakat.