Lontar.id – Perkembangan jumlah bank sampah di Kota Yogyakarta kenaikan rata-rata sebesar 20 persen setiap tahunnya.
Sehingga diprediksi pada tahun 2022 bank sampah di Kota Yogyakarta terbentuk sesuai dengan jumlah RW yakni 617 unit.
Penjelasan itu disampaikan Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, dalam kegiatan Pembekalan Fasilitator Kelurahan (Faskel) dan Koordinator Kemantren Pengelola Lingkungan dan Sampah Mandiri Kota Yogyakarta Tahun 2022.
Kegiatan tersebut diikuti oleh masing-masing perwakilan dari kelurahan se Kota Yogyakarta, Rabu (26/1) di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta.
“Program kegiatan koordinator faskel ini bertugas untuk melakukan identifikasi dari mana sumber sampah dengan membuat program kegiatan bank sampah atau paguyuban,” kata Sugeng Darmanto.
Sugeng Darmanto mengatakan, pembekalan faskel pengelola sampah mandiri ini bertujuan sebagai pendamping pengelolaan sampah di masyarakat. Hingga saat ini 90 Faskel tersebar di 45 kelurahan dengan 14 koordinator yang juga tersebar di 14 kemantren Kota Yogyakarta.
Tak hanya itu, mereka juga ditugaskan untuk mendampingi, melakukan penyuluhan, penguatan kelembagaan, monitoring ke sejumlah wilayah untuk memastikan bahwa pengelolaan sampah berjalan dengan baik.
“Kegiatan pendampingan pengelolaan sampah mandiri ini nantinya akan dilakukan pembaharuan bank sampah baru terhadap RW yang belum memiliki bank sampah di lingkungan binaan. Selain itu kita juga akan mengadakan pelatihan bank sampah baru,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk memberikan pengertian kepada warga melalui kelurahan bahwa melalui sampah bisa meningkatkan perekonomian dengan mendaur ulang bersama-sama.
“Kita ini sekarang mencoba sebanyak mungkin agar sampah yang diproduksi rumah tangga, rumah makan, dan sebagainya itu tidak harus semuanya dibuang, tetapi bisa dimanfaatkan. Karena sampai saat ini piyungan bukan tempat pengelolaan sampah tapi pembuangan sampah,” jelasnya.
Heroe mengungkapkan, peran pemerintah dalam pengelolaan sampah harus dibarengi dengan kerjasama dari masyarakat dan pihak terkait untuk lebih memperhatikan pengelolaan sampah di TPS.
“Kita betul betul harus mengubah kebiasaan, tidak lagi membuang sampah tapi mengelola sampah. Mindset nya diubah agar sampah dikelola dengan baik,” ujarnya.
Ia berharap kedepannya akan ada lomba pengelolaan sampah di kelurahan. Dengan begitu masyarakat terlibat dan akan senang mendapatkan penghargaan atas jerih payahnya dalam mengolah sampah di lingkungan mereka.
“Semakin banyak wisatawan semakin banyak sampah. Harapannya bisa membuat sampah menjadi pendapatan,” ungkapannya.