Jakarta, Lontar.id – Ahok sudah kembali. Media sosial menyebarkan videonya saat marah dan mencak-mencak. Di kolom komentar, banyak pendukungnya yang bilang kalau rindu saat Ahok marah-marah.
Di lain sisi, Prabowo juga beberapa kali memukul meja karena marah-marah. Saat itu, raut muka Amien Rais yang menemani Prabowo kampanye, seperti khawatir dan segera menahan Prabowo dan menggiring suasana lebih lepas.
Alasan kemarahan dua anak bangsa itu hampir sama. Yang beda adalah, suara Prabowo cuma lebih kencang daripada Ahok. Sebenarnya, secara tersirat, jika orang bahagia melihat Ahok dan Prabowo marah, kita menyimpan tanda bahaya pada sosok yang kita banggakan.
Mana mungkin ada orang yang senang dimarahi, kecuali orang yang senang melihat orang menderita jika dimarahi. Anda ini psikopat ya? Termasuk dalam golongan sadisme yang gemar menyakiti orang lain? Atau masokisme yang senang disakiti? Atau sadomasokisme yang senang disakiti dan menyakiti?
Mengapa kita harus menjabat pemimpin dengan erat kalau kerjanya cuma marah-marah saja? Seharusnya, kita bisa menasehati para pemimpin itu untuk sabar dan berbicara dengan jelas dan pelan saja. Enak saja rakyat dan orang-orang dimarahi, padahal ada cara yang elegan untuk menegur.
Kita ini biasanya kaget akan kebaruan. Misal, diciptakan pemimpin yang marah, tiba-tiba kita kaget dan takjub, sebab orang itu lain daripada yang lain. Apa yangmau dibanggakan dari meluapkan emosi secara serampangan?
Emosi itu punya dampak buruk. Salah satunya adalah membuat pikiran tidak tenang. Kalimat-kalimat besar yang ingin diutarakan akan buyar seketika.
Contoh konkretnya seperti, setiap pelatih klub sepak bola, biasanya membuat strategi agar lawannya emosi. Biasa juga menyerang psikologi lawannya atau psywar.
Dalam satu pertandingan Barcelona vs Real Madrid, biasanya untuk membongkar taktik dan strategi Barcelona, hanya dengan membuat pemainnya emosi. Jika sudah emosi, maka posisi dan arahan yang diamanahkan pada pemain, kerap bisa terlupa.
Lalu mengapa orang-orang macam kita ini senang melihat orang marah-marah dan emosi? Ketahuilah, orang-orang marah bisa mencelakai dirinya dan membuat dirinya sakit.
Apa itu? Pertama adalah sakit kepala. Otot-otot yang tegang dan juga perubahan bahan kimia di otak, saat marah, bisa menjadi pemicu sakit kepala.
Kedua adalah sulit tidur. Jika orang suka marah, maka iaakan sulit tidur. Saat marah, tingkat produksi hormon di tubuh mengalami perubahan.
Ketiga adalah rasa cemas. Rasa cemas maupun gelisah adalah efek samping yang paling umum terjadi saat marah. Tingginya kadar kortisol dalam tubuh saat marah, bisa membuat panutan Anda mudah cemas.
Keempat adalah bisa membawa masalah pencernaan. Hal ini disebabkan, karena sistem tubuh akan berhenti seketika, saat sedang marah.
Kelima adalah membuat tekanan darah tinggi. Saat marah, tubuh menjadi tegang, sehingga bisa memicu tekanan darah tinggi. Dampak tekanan darah tinggi bisa berujung pada penyakit stroke.
Keenam adalah depresi. Sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa orang-orang yang sering marah, dalam jangka panjang, akan berisiko mengalami depresi.
Ketujuh adalah serangan jantung. Serangan jantung kerap terjadi ketika seseorang sedang marah atau meluapkan segala emosinya. Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam The European Heart Journal Acute Cardiovascular Care, orang yang marah secara intens akan meningkatkan risiko sampai 8,5 kali terkena serangan jantung.
Jadi kita ini sebenarnya mau bikin Ahok dan Prabowo sakit, demi hasrat kalian dan kebahagiaan kalian yang sesaat itu? Atau otak politik kita yang telanjur akut? Pikir ulanglah. Atau jangan-jangan, pilpres dan kontes politik membuat jiwa kita sudah sakit?