Tuesday, May 20, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Artikel

Apes Betul, Jokowi Kena Hoaks Lagi!

Oleh Ardian
26 February 2019
in Artikel, Politik
Klaim Keberhasilan Jokowi dan Janji Kemandirian Prabowo

Joko Widodo (Lontar/Ghazali)

148
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Ada-ada saja tingkah emak-emak ini. Katanya mau sosialisasikan program Prabowo-Sandi, eh… malah fitnah yang terucap. 

Lontar.id -Tiga orang relawan yang mengatasnamakan Perempuan Pendukung Prabowo-Sandi (Pepes) terpaksa harus berurusan dengan pihak kepolisian. Musababnya, setelah video kampanye hitam relawan pendukung Prabowo-Sandi di Kerawang, Jawa Barat tersebar luas di laman media sosial.

Pada cuplikan video itu, relawan emak-emak mengunjungi warga dari rumah ke rumah (door to door). Bukannya melakukan sosialisasi terhadap program kandidat yang diusungnya, justru sebaliknya menyerang lawan dengan cara menyebar hoaks.

Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin, difitnah. Jika petahana itu terpilih kembali di periode kedua, maka akan banyak masalah yang bertentangan dengan norma agama.

Kata si emak-emak, Jokowi akan melarang umat muslim menyerukan azan di mesjid-mesjid. Katanya pula, tidak ada lagi perempuan yang menggunakan jilbab dan pernikahan sesama jenis akan dihalalkan.

“Jika Jokowi terpilih 2019, tidak akan ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang pakai kerudung, perempuan dan perempuan boleh menikah, laki-laki dan laki-laki boleh menikah,” bunyi cuplikan video emak-emak.

Ah, entah apa yang merasuki pikiran emak-emak itu. Hingga mulut dan akal sehatnya tak bisa lagi sejalan. Apakah ini fanatisme buta ataukah memang mereka disetting untuk mengatakan demikian? 

Kalau boleh menebak, beberapa kemungkinan yang menjadi motif kenapa emak-emak ini melakukan kampanye hitam pada Jokowi. Pertama kemungkinan daerah Karawang, merupakan basis pemilih Jokowi. Sehingga dengan metode yang mereka lakukan bisa merubah referensi politik masyarakat.

Cara ini meskipun dianggap masih konvensional untuk meraup suara pemilih, tapi masih berlaku pada kantong-kantong daerah tertentu dengan tingkat pendidikan masyarakat menengah ke bawah.

Model pemilih seperti ini, masih rentan terjadi dengan pengaruh isu yang dibuat-buat agar menakut-nakuti dengan berbagai masalah kebijakan yang akan diambil setelah lawannya terpilih.

Kemungkinan lain adalah, wilayah tersebut, sebagian besar masyarakat belum menentukan pilihan politiknya atau belum tahu siapa capres dan cawapres yang akan maju.

Melihat data Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Februari 2019, sebanyak 50 persen lebih, masyarakat belum mengetahui kapan pelaksanaan pemilu diselenggarakan. Melalui kampanye hitam memungkinkan para relawan mudah memberikan penjelasan, kenapa harus memilih kandidat yang dia usung dan menolak memilih lawan.

Kemungkinan ke-tiga menurut saya, masih belum meratanya sosialisasi kandidat di daerah ini, dengan waktu yang relatif singkat menjelang pemilu. Maka dengan menggunakan kampanye hitam, dikemas dengan propoganda kesamaan sentimen agama dan ras maka harapannya masyarakat bisa mengikuti calon yang ditawarkan pada mereka.

Kampanye hitam oleh para relawan emak-emak ini, jelas sangat merugikan pihak korban. Jokowi. Karena isu sejauh ini, Jokowi selalu dikonotasikan dengan kontra terhadap kelompok muslim. Meskipun Jokowi menggandeng Ma’ruf Amin sebagai representasi dari kalangan ulama, demikian juga dengan deretan partai Islam ikut masuk di koalisi pendukung Jokowi.

Kriminalisasi terhadap ulama dan isu komunis (PKI) yang terus diwacanakan, meskipun Jokowi telah berulang kali membantah bahwa ia bukanlah kader partai terlarang. Karena saat partai PKI saat dibubarkan, Jokowi masih kecil dan belum mengetahui ada partai komunis di Indonesia.

Jokowi yang merasa geram dengan perilaku emak-emak, penyebar fitnah itu. Dan bahkan bukan cuma sekali, tapi berkali-kali dilakukan jelang momen politik. Jokowi sempat menyinggung agar ucapan para emak-emak itu tidak didengarkan karna cuma fitnah yang dibuat-buat untuk melemahkan elektabilitasnya di masa pemilu.

“Dengerin fitnah-fitnah enggak usah, dengar hoaks enggak usah. Ramainya ramai fitnah, ramai hoaks, kabar-kabar bohong banyak sekali, dan jangan dengarkan,” kata Jokowi.

Penulis: Ruslan

Share85Tweet26Share11SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Besok DKPP Akan Sidang Kode Etik KPU RI

Next Post

Kidung untuk Luna Maya yang Mungkin Saja Berkabung

Related Posts

Bawaslu Harap Seleksi Debat Penegakan Hukum Pemilu Tidak Diintervensi
Politik

Bawaslu Harap Seleksi Debat Penegakan Hukum Pemilu Tidak Diintervensi

by Kurniawan
3 February 2022

Lontar.id - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Ratna Dewi Pettalolo, berharap proses seleksi debat penegakan hukum pemilu yang digelar oleh...

Read more
Pemerintah dan penyelenggara Pemilu Sepakati Pilpres Digelar 14 Februari 2024

Pemerintah dan penyelenggara Pemilu Sepakati Pilpres Digelar 14 Februari 2024

24 January 2022
Bawaslu Inventarisir Masalah Perbawaslu tentang Penanganan Pelanggaran

Bawaslu Inventarisir Masalah Perbawaslu tentang Penanganan Pelanggaran

13 January 2022
Spirit Doll di Mata Peneliti Pusat Studi Kebudayaan UGM

Spirit Doll di Mata Peneliti Pusat Studi Kebudayaan UGM

12 January 2022
Ketua Bawaslu Sulsel Sebut Sosialisasi dan Pendidikan Demokrasi Tidak Boleh Berhenti

Ketua Bawaslu Sulsel Sebut Sosialisasi dan Pendidikan Demokrasi Tidak Boleh Berhenti

26 December 2021
Bawaslu RI Uji Coba Sistem Penanganan Pelanggaran Pemilu

Penanganan Pelanggaran Netralitas ASN Adalah Hal Unik

10 December 2021
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In