Lontar.id – Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel), memiliki aplikasi yang digunakan untuk melacak setiap pergerakan orang yang baru datang dari daerah episentrum COVID-19 ke wilayah Bangka Belitung, yakni Aplikasi Fight COVID-19.
Staf khusus Gubernur Bangka Belitung (Babel) Prof.Saparudin mengatakan, setiap pendatang yang baru memasuki wilayah Bangka Belitung dipasangi tanda dan diminta untuk menggunakan aplikasi Fight COVID-19.
Aplikasi itu digunakan untuk menyimpan riwayat perjalanan pendatang tersebut setibanya di Bangka Belitung, dengan mengambil data lokasi atau GPS yang berada di ponsel setiap orang.
Jika seseorang tidak mematuhi karantina mandiri selama 14 hari setelah kedatangannya, pemerintah tetap bisa melacak riwayat perjalanannya menggunakan data lokasi yang tersimpan di aplikasi Fight COVID-19.
Saparudin mengatakan Pemprov Bangka Belitung sudah menyiapkan server untuk menampung data pergerakan orang-orang yang dipantau dari aplikasi Fight COVID-19. Sehingga apabila ada seseorang yang baru tiba di Babel berasal dari daerah episentrum mendapati gejala COVID-19, riwayat perjalanan orang tersebut akan dilacak melalui data dan setiap orang yang ditemuinya segera dilakukan tes.
“Harus siapkan server karena datanya besar, history-nya harus disimpan. Kalau pada H-10 dia ada gejala, H1-H10 harus disimpan supaya bisa tracking, dan temui orangnya untuk dites,” kata Saparudin, dalam keterangannya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Jumat, 24 April 2020.
Pemanfaatan data lokasi melalui aplikasi Fight COVID-19 ini, kata dia juga dapat membantu melacak riwayat perjalanan seseorang yang termasuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) atau Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara akurat.
Tujuan pelacakan riwayat perjalanan ini adalah untuk mengetahui penyebaran virus secara kelompok atau kluster, sehingga memudahkan pengendalian virus dengan mengkarantina orang-orang yang memiliki kemungkinan terpapar COVID-19.
Menurutnya, aplikasi Fight COVID-19 butuh dukungan penuh tiap kepala daerah apabila ingin digunakan sebagai alat pelacak riwayat perjalanan para pendatang sebagai pencegahan virus corona di daerah lain.
Saparudin mengatakan penggunaan aplikasi Fight COVID-19 butuh dukungan yang kuat kepala daerah untuk bisa diterapkan di daerah lain.
“Kalu mau digunakan untuk daerah lain, kita harapkan kepala daerah mesti kuat dukungannya,” kata dia. Saparudin mencontohkan Gubernur Bangka Belitung yang sangat cepat memberikan dukunganannya dan mengerahkan sumber daya yang ada begitu mengetahui kegunaan dari aplikasi Fight COVID-19 yang dibuat oleh Ahmad Alghozi dan kawan-kawan.
Saparudin juga menekankan bahwa kepala daerah harus turun tangan untuk mengedukasi masyarakatnya secara proaktif dalam pencegahan penyebaran virus corona baru dengan menggunakan aplikasi.
Menurut dia, pemanfaatan teknologi dalam pencegahan COVID-19 harus dilakukan secara bersamaan yaitu dari penggunaan aplikasi itu sendiri dan juga dukungan dan edukasi dari kepala daerah kepada masyarakat.