Lontar.id – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 meluncurkan aplikasi berbasis gawai, Bersatu Lawan COVID (BLC), Minggu, 3 Mei 2020. Melalui aplikasi itu, masyarakat dapat mengetahui kerentanan lokasi persebaran COVID-19 di sekitar.
Pemimpin program konten aplikasi BLC dr. Sheila Rachma, menjelaskan, BLC memiliki beberapa fitur fungsi. Melalui akses BLC, masyarakat dapat mengetahui kerentanan lokasi persebaran COVID-19 di sekitar dan sebaran COVID-19 dapat dilihat secara mudah, sehingga mereka dapat membangun kewaspadaan.
Selain itu, aplikasi ini membantu masyarakat untuk mendeteksi gejala COVID-19. Apabila ada situasi masyarakat merasakan gejala yang dikenali, ini membantu untuk mempercepat konsultasi dan pemeriksaan diri oleh tenaga kesehatan pada tahap awal.
Menurut dia, BLC membantu masyarakat untuk mengenali ancaman maupun bahaya COVID – 19 sehingga mereka dapat juga mengurangi risiko yang lebih besar.
Fitur pada aplikasi BLC dikembangkan berdasarkan data terkini, tinjauan ilmiah dan berbasis bukti.
“Masyarakat dapat menggunakan fitur periksa gejala mandiri untuk mengetahui status kesehatan, pemantauan isolasi diri, telekonsultasi, mengetahui kerawanan daerah dan edukasi harian,” ujar Sheila saat konferensi persi di Graha BNPB, Jakarta, seperti tertulis dalam rilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Apikasi ini menurutnya juga dapat digunakan oleh petugas kesehatan. Mereka dapat melihat perkembangan pasien, fitur pemeriksaan rapid diagnostic test atau RDT dan data riwayat medis pasien.
“Aplikasi ini mempermudah petugas untuk dapat melakukan pemantauan pasien COVID pada wilayah kerjanya, melaporkan hasil pemeriksaan pasien termasuk rapid test dan lain-lain. Mobile apps ini terkoneksi langsung ke dalam sistem utama Bersatu Lawan COVID,” ujar Sheila.
Sistem aplikasi ini dikembangkan oleh kementerian, institusi dan pihak lain di bawah koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID – 19. Pengembangan ini dilatarbelakangi tekad untuk merangkul seluruh masyarakat.
Sementara itu, Pakar Epidemiologi Dewi Nur Aisyah mengatakan bahwa integrase data sangat penting.
“Ini seperti ibarat peta navigasi dalam menghadapi COVID – 19,” ujar Dewi.
Ia juga mengatakan bahwa data yang cepat, akurat dan terintegrasi dibutuhkan untuk menyusun kebijakan dan strategi dalam menghadapi pandemi. Data terintegrasi tidak hanya terkait dengan data kesehatan tetapi data lain, seperti data ekonomi dan sosial.
Di samping itu, pengembangan sistem yang dibangun Kevin Daniel Pantasdo ini tidak terlepas dari pemanfaatan aplikasi yang terlebih dahulu diciptakan yakni Fight Covid-19, oleh Ahmad Alghozi Ramadhan dan tim pengembang, Piky Hamonangan, Wahyu Nurhidayat dan Hudio Hizari.
Saat ini, aplikasi ini baru dapat diunduh pada gawai berbasis android di http://bit.ly/BLCplaystore atau dapat mengakses tautan aplikasi pada laman covid19.go.id. Nantinya aplikasi BLC dapat juga bekerja pada gawai berbasis iOS. Masyarakat dapat mengunduh aplikasi BLC di playstore. Gugus Tugas Nasional akan terus meningkatkan dan mengembangkan fitur aplikasi ini sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat.