Lontar.id – Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, tidak membolehkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa, membeli souvenir di Makassar pada 2020 mendatang
Larangan Adnan tersebut disampaikan saat mengunjungi stand pameran produk olahan, yang merupakan salah satu kegiatan yang meramaikan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ke-47 Tingkat Kabupaten Gowa, di Lapangan Desa Lassa-lassa, Kecamatan Bontolempangan, Selasa (24/12).
Ia mengatakan, pada pameran tersebut dirinya melihat banyak sekali perajin di wilayah Kabupaten Gowa yang dapat menghasilkan produk kerajinan berkualitas. Termasuk perajin dari anyaman bambu yang ada di Desa Lassa-lassa ini.
Olehnya, ia menginstruksikan agar pada 2020 mendatang seluruh SKPD maupun organisasi perangkat daerah (OPD) dapat membantu mereka dalam hal pemasaran produk-produknya.
“Saya minta mulai tahun depan SKPD dan OPD tidak boleh lagi membeli sovenir di Makassar untuk dijadikan cinderamata kepada tamu-tamu yang datang. Tetapi membeli kepada pengrajin yang ada di wilayah kita, utamanya pengrajin dari binaan PKK,” tegasnya melalui rilis tertulis.
Adnan berharap, dengan kerja sama yang terbangun itu, ke depannha mampu melakukan pemberdayaan yang baik kepada seluruh masyarakat khususnya kepada perajin agar mereka mendapatkan nilai tambah untuk pendapatan meraka kedepannya.
“Ini akan sangat membantu masyarakat kita dalam mewujudkan kesejahteraannya secara ekonomi. Belum lagi kita membantu mereka untuk memasarkan produk-produknya hingga skala yang lebih luas,” ujarnya.
Terpisah, Pengrajin Kerajinan Bambu IKM Reina yang merupakan binaan PKK Desa Lassa-lassa Rendy (54) mengatakan, hasil kerajinan yang diolah dari bahan utama bambu ini masih dipasarkan di wilayah Kabupaten Gowa dan Makassar.
Sejumlah jenis kerajinan bambu yang diproduksi mulai dari topi petani, tempat tissue, gelas, vas bunga, tutup nasi dan kerajinan lainnya. Harga yang dibanderol pada setiap produk kerajinannya beranekaragam mulai dari Rp 50.000 hingga Rp450.000 sesuai dengan jenis dan tingkat kerumitan pengerjaan produk tersebut.
“Kami sangat senang, karena dengan adanya pameran ini kita bisa memperlihatkan potensi daerah yang kami miliki kepada tamu-tamu yang datang,” katanya.