Lontar.id – Dinas Pertanian Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultira (DPKPTPH) Sulawesi Selatan (Sulsel) belum bisa memastikan jumlah kerugian petani akibat banjir yang melanda Sulsel beberapa hari lalu.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultira Sulsel, Fitriani, saat dihubungi, Selasa (14/1/2020) mengatakan, dirinya sedang meninjau langsung lahan terdampak bencana.
Fitriyani mengakui, berdasarkan laporan, ada tanaman pangan yang terendam, tapi sekarang sudah surut. Olehnya itu pihaknya masih akan melihat perkembangan selama dua hari ke depan.
“Kita lihat dua hari ke depan, kalau terus menerus turun airnya, berarti tanaman selamat, tapi kalau terendam terus berarti gagal, karena akar rusak,” jelas Fitriani.
Jika hasil pengamatan menemukan tanaman rusak akibat terdampak banjir, maka akan dibuatkan berita acara, bahwa tanaman sudah rusak dan tidak bisa lagi tumbuh.
Setelah ada laporan, pemerintah setempat bisa mengajukan permohonan pada Gubernur Sulsel untuk pergantian tanaman, tapi dalam bentuk benih.
Kata Fitriyani, tidak semua tanaman yang sempat kebanjiran, bisa bisa langsung divonis rusak. Lantaran ada yang hanya dilintasi air saja, bukan air yang surut pelan-pelan.
“Yang surut pelan-pelan inilah yang kita pantau, jika akarnya membusuk setelah ditunggu 2, 3 atau 4 hari, artinya itu sudah mati,” sebut Fitriani.
Dia juga mengaku sudah mengingatkan dan terus menyosialisasikan kepada para petani untuk mengasuransikan lahan pertaniannya, agar jika terjadi bencana bisa digantikan dengan cepat.
Fitriani menegaskan, pihaknya belum bisa menngetahui total areal persawahan yang benar-benar terdampak banjir. “Masih diverifikasi, mungkin besok baru rampung, dan dilaporkan ke gubernur,” sebutnya.