Lontar.id – Lonjakan kelahiran bayi atau baby boom yang tak terkendali dalam situasi pandemi saat ini, perlu diwaspadai. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten melakukan upaya untuk pencegahan.
Salah satu hal yang dilakukan adalah memastikan distribusi alat dan obat kontrasepsi (Alokon) ke fasilitas kesehatan (faskes), tetap berjalan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Kepala Dissos P3AKB Klaten, Moech Nasir mengungkapkan, pihaknya melakukan inovasi distribusi alat dan obat kontrasepsi di masa pandemi dengan ojek online, atau disebut Diskon Mami Ojol.
Inovasi itu dilakukan untuk meminimalisasi kontak langsung sekaligus physical distancing. Inovasi tersebut sudah diterapkan sejak Januari 2020 silam, dengan pertimbangan kondisi Covid-19 dan letak faskes di Klaten.
“Dengan menggunakan ojek online, kita berharap fasilitas kesehatan tetap menerima pasokan Alokon yang sesuai. Sehingga, pelayanan KB dapat maksimal dan baby boom dapat dicegah,” ungkap Nasir, seperti dilansir laman resmi Pemprov Jateng, Selasa, 30 Juni 2020.
Kardus berisi Alokon yang akan didistribusikan, imbuh Nasir, juga akan disemprot dengan cairan disinfektan. Inovasi ini sekaligus sebagai upaya mengurangi kontak fisik saat pendistribusian Alokon ke faskes.
Dikatakan, di wilayahnya terdapat sekitar 110 fasilitas kesehatan yang melayani KB dan tersebar di daerah-daerah. Faskes tersebut meliputi puskesmas, klinik pratama negeri maupun swasta, serta melibatkan dokter keluarga maupun bidan praktik mandiri.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, Dissos P3AKB Kabupaten Klaten, Retno Setyaningsih menyebutkan, di masa pandemi ini dimungkinkan akan terjadi lonjakan kelahiran bayi atau baby boom. Terlebih dengan adanya kebijakan stay at home serta work from home, yang membuat interaksi antar keluarga lebih meningkat.
Ditambahkan, tren baby boom ini akan terlihat jelas beberapa waktu ke depan, terlebih jika pelayanan KB tidak digiatkan. Termasuk dengan memastikan ketersediaan alat kontrasepsi di faskes-faskes.
“Dengan ketersediaan alat kontrasepsi di faskes-faskes, sehingga masyarakat tetap bisa mendapatkan pelayanan KB dan fenomena baby booming bisa dicegah,” pungkasnya.