Lontar.id – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau lokasi jebolnya tanggul Sungai Piji, yang terjadi Kamis (20/2/2020), dan menyebabkan puluhan rumah di Desa Kesambi Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus terendam.
Untuk memastikan kondisi warganya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung meninjau ke lokasi banjir. Sebelum melihat tanggul yang jebol, Ganjar menengok kondisi 69 pengungsi.
“Semua sehat? Ada yang sakit tidak? Semua sudah makan kan?” tanya Ganjar saat datang ke pengungsian, Jumat (21/2/2020), melalui keterangan tertulis Pemprov Jateng.
Kedatangan Ganjar seperti obat bagi warga. Kepada pria berambut putih itu, mereka bercerita ketika limpasan air Sungai Piji membanjiri rumah mereka.
“(Ketinggian air) Sedada pak, semua basah. Tidak bisa tidur di rumah. Alhamdulillah sekarang sudah surut,” jawab Sukini (47), salah satu warga.
Menurut Sukini, warga tak pernah menyangka akan terjadi banjir. Kejadian yang mendadak ini membuat dia dan warga lainnya segera mengungsi.
“Takut, soalnya sebelumnya tidak pernah banjir seperti ini,” kata Sukini.
Ganjar dengan telaten mendengarkan cerita para pengungsi. Ia pun sesekali menghibur mereka dengan candaan-candaan yang membuat warga tak bisa menahan tawa.
“Yang penting semua sehat. Tanggulnya nanti segera diperbaiki. Kalau ada yang sakit, langsung minta diperiksa,” pinta Ganjar kepada warga.
Seusai menengok pengungsi, Ganjar mengendarai sepeda motor menuju ke tanggul yang jebol. Setibanya di lokasi, Ganjar merasa lega melihat kekompakan warga dan anggota TNI/Polri, BPBD serta relawan membuat tanggul darurat dari kantong plastik.
“Alhamdulillah tanggul darurat sudah dibuat. Nanti kami segera permanenkan. Yang penting pengungsinya dulu. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan pengungsi aman, logistik ada, obat-obatan ada, dapur umum ada dan sebagainya,” kata Ganjar.
Ganjar mengakui, sedimentasi Sungai Piji memang tinggi. Untuk itu, dia meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) segera mengeruk endapan lumpur.
Untuk jangka panjang, Ganjar mengatakan perlu adanya upaya reboisasi untuk mengembalikan fungsi kawasan hulu.
“Normalisasi, pengerukan sedimentasi itu hanya jangka pendek. Kita harus bicara jangka panjang, dengan menanam di kawasan atas. Mau bicara normalisasi tidak akan pernah cukup kalau hulunya rusak,” pungkas Ganjar.