Lontar.id – Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berharap Pembangunan Rel Layang (elevated rail) Jalur Kereta Api Joglo rampung tepat waktu pada 2023, sebelum masa jabatannya berakhir.
Dilansir laman resmi Pemprov Jateng, Rabu, 5 Januari 2022, dia meminta Kepala OPD, camat dan lurah wilayah terdampak pembangunan rel layang ikut mengawal jalannya pembangunan, mulai dari peletakan batu pertama hingga penyelesaiannya.
“Proyek harus dikawal para camat dan lurah terdampak proyek, karena pembangunan rel layang tersebut sangat kompleks dan butuh waktu lama dalam penyelesaiannya. Semua harus on time, dikawal pekerjaannya sampai selesai, karena masa jabatan wali kota dan wakil wali kota hanya sampai 2024,” ucap Gibran, pada Sosialisasi Pembangunan Jalur Kereta Api Elevated Joglo, di Bale Tawangarum, Selasa (4/1/2022).
Gibran mengatakan, pembangunan rel layang akan berdampak untuk mengurai kemacetan dan menambah pergerakan kegiatan ekonomi di Kota Surakarta.
Saat ini permasalahan efek pembangunan sudah terjawab semua, antara lain masalah banjir, drainase, jalan tikus, dan sertifikat hak milik (SHM).
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah Putu Sumarjaya menerangkan, pembangunan rel layang diawali dengan bentangan baja mulai dari Gilingan dengan bentang paling panjang 134 meter. Dengan struktur lengkungan baja berdesain ikonik Kota Surakarta.
Pembangunan fase pertama menelan dana sebesar sekitar Rp980 miliar sepanjang 1,3 kilometer dimulai dari Gilingan dan turun sebelum Stasiun Kadipiro.
Jalur ganda yang dibangun merupakan paket Solo sampai Semarang dengan fase pertama, dari Solo Balapan sampai Kalioso sepanjang tujuh kilometer.
“Mulai 8 Januari kita ground breaking, sudah mulai kerja dengan tahap sosialisasi dengan target tahun 2023 selesai dibangun. Titik awal pembangunan dekat dengan Simpang Joglo persis, karena yang sudah kontrak dekat dengan Simpang Joglo akan dibangun pilar atau pondasinya dengan bore pile, bukan dengan paku bumi,” ucapnya.
Dijelaskan, selama pembangunan rel layang, satu jalur jalan akan ditutup, dan hal tersebut akan memberikan dampak pada lalu lintas dan masyarakat setempat. Sehingga, sosialisasi segera dilakukan pada masyarakat secara bertahap.
“Jalur kereta api bakal digeser ke kanan karena akan dibangun pondasi pada rel kereta api existing. Rel hanya dipindahkan dan tidak dibongkar karena tetap digunakan untuk lalu lintas Kereta Api (sekitar 60 perjalanan KA),” ujar Putu Sumarjaya.
Adapun penutupan Simpang Joglo dilakukan secara bertahap dan baru pada akhir 2022 ditutup, lantaran akan mulai dilakukan pengangkatan struktur jembatan.
“Sesuai timeline, pada akhir 2022 akan ditutup, karena memang cukup kompleks pengerjaannya. Alat yang digunakan untuk mengangkat cukup besar,” pungkasnya.