Lontar.id – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, meminta agar budaya kenduren tetap dilestarikan, agar warga tidak mudah dipecah belah.
Harapan Ganjar tersebut disampaikan saat menerima kunjungan Ketua Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, KH Nur Machin, Selasa (31/12/2019).
Dalam pertemuan itu, Ganjar juga berpesan, agar organisasi yang diketuai kakak kandung KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf tersebut fokus memberikan pelajaran budi pekerti, pendidikan karakter dan aktif memanfaatkan media sosial untuk membuat Jateng sejuk, damai dan benar.
“Saya minta, RMI Jateng ikut membawa kesejukan, kedamaian dan ada wajah Islam rahmatan lil ‘alamin di Jateng ini. Budaya kenduren dengan ngumpul-ngumpulnya, keakrabannya, dibudayakan lagi. Karena, budaya itu, ngumpul-ngumpul itu, angel dipecah belah,” kata Ganjar saat bertemu dengan Gus Machin, sapaan KH Nur Machin, di ruang kerjanya, seperti dikutip dari rilis tertulis Humas Pemprov Jateng.
Ganjar berpendapat, umat Islam di Jateng perlu disatukan dengan beragam cara, misalnya, mengenakan sarung batik, surjan dan blangkon ketika menghadiri pengajian.
“Apalagi, jumlah pesantren di Jateng itu banyak, ribuan. Santrinya juga ribuan. Ini menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Aja gampang dirajang,” tandas Ganjar.
Sementara, Gus Machin menyatakan silaturahmi itu juga dalam rangka meminta Ganjar untuk hadir dalam Naharul Ijtima’, yakni pertemuan rutin dua bulanan RMI yang akan berlangsung pada 12 Januari 2020 di Pondok Pesantren Anwarush Sholihin, Purwokerto.
“Kami minta Pak Ganjar hadir untuk memberikan pengarahan tentang menangkal paham radikalisme. Yang hadir para pengasuh pondok pesantren se-Jateng, bu nyai, pak kiai, guru ngaji, guru madin,” ujar Gus Machin.