Lontar.id – Presiden Joko Widodo meminta pakar dan tokoh agar dilibatkan dalam sosialisasi penularan Covid-19. Alasannya, agar tak lagi ada pengambilan paksa jenazah pasien Corona.
“Harus kita libatkan, sehingga jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas Covid oleh keluarga,” ujarnya melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (29/6).
“Itu saya kira sebuah hal yang harus kita jaga, tidak terjadi lagi setelah ini,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi dalam proses pemeriksaan Covid-19 melalui rapid test atau metode PCR.
Diketahui, kasus seperti di atas telah banyak terjadi di sejumlah daerah. Terbaru, upaya jemput paksa ini terjadi di Ambon pada 26 Juni lalu.
“Ini karena apa? Mungkin datang-datang pakai PCR, datang-datang rapid test, belum ada penjelasan terlebih dulu, sosialisasi dulu ke masyarakat yang akan didatangi, sehingga yang terjadi adalah penolakan,” ucap Jokowi.
Kejadian serupa juga pernah terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Sejumlah driver Ojek Online ikut memakamkan kawan seprofesi mereka beramai-ramai. Padahal jenazah tersebut positif Covid-19 sebelum meninggal dunia.
Ada juga penjemputan paksa jenazah pasien virus corona oleh pihak keluarga di Rumah Sakit Dadi, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (10/6) lalu. Karenanya, polisi menangkap tiga pelaku yang merupakan keluarga dari almarhum.
Selain itu, ada pula kasus penolakan terhadap petugas Gugus Tugas Covid-19 yang hendak melakukan tes. Misalnya, penolakan para pedagang di Pasar Cileungsi, beberapa waktu lalu.