Lontar.id — Gugus tugas penanganan COVID-19 Sulawesi Selatan telah merampungkan uji swab terhadap 151 kru Kapal Motor Lambelu, yang bersandar di pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan. Hasilnya, kru kapal yang positif Covid19 bertambah menjadi 92 orang.
Sebelumnya, melalui pemeriksaan swab gelombang pertama terhadap 42 awak kapal, ditemukan 26 diantaranya positif. Mapal Motor Lambelu mulai dikarantina di perairan Makassar sejak 8 April, setelah ditolak untuk berlabuh di Pelabuhan Lorens Say, Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan M Ichsan Mustari mengatakan, tes swab gelombang kedua terhadap 109 awak kapal, sebanyak 66 orang dinyatakan positif.
“Dari dua gelombang pemeriksaan swab, tim satgas Covid 19 Provinsi Sulawesi Selatan menemukan 92 orang awak kapal dan mitra PT Pelni yang berada di atas kapal motor lambelu dinyatakan positif covid-19. Keseluruhan awak kapal ini saat ini menjalani karantina atau isolasi-mandiri di atas kapal hingga 2 pekan ke depan,” katanya.
Baca juga: Minimarket dan Laundry Tetap Buka Selama PSBB di Makassar
M Ichsan mengatakan, ada ketidakcocokan data yang disampaikan oleh juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid 19, Achmad Yurianto dengan data yang dihimpun oleh Provinsi Sulawesi Selatan, terutama karena memasukkan data kru kapal KM Lamberu. Karena itu, Ichsan meminta kementerian kesehatan tidak memasukkan data kru KM Lambelu yang positif ke dalam jumlah pasien positif Sulawesi Selatan.
“Kita tahu bahwa mereka ini positif karena di dalam kapal, ini menjadi penting karena jumlah yang positif ini tentu bermakna terhadap bagaimana kita mencari kontak historinya orang-orang yang pernah berhungan dengan mereka. Khusus untuk yang positif di kapal Lambelu ini adalah kontak storinya di kapal, jadi tidak di mana-mana sejak perjalanan itu,” katanya.
Jika data awak kapal KM Lambelu ini dikeluarkan, maka, lanjutnya data positif COVID 19 Sulsel tidak akan sebanyak yang dirilis oleh gugus tugas pusat, yang telah menembus 330 orang lebih per hari ini.
“Jadi sebenarnya angka itu bukan ya. Kita tentu akan melakukan pengurangan dan sudah kita komunikasikan dengan kemenkes,” katanya.
Sementara Kepala Bidang Lalu Lintas Laut Otoritas Pelabuhan Makassar, Sirajuddin mengatakan, selama menjalani karantina untuk kebutuhan logistik kru kapal disediakan tim gabungan yang berada di pelabuhan. Kapal tersebut katanya, juga dijaga ketat oleh aparat gabungan TNI – Polri, dan keamanan pelabuhan untuk memastikan tidak adanya orang yang naik ataupun turun dari kapal selama masa karantina berlangsung.
“Kita evaluasi juga tentang keamanan dan pemantauan. Kita tahu di luar banyak perahu dan masyarakat yang lalu lalang dan itu bisa jadi sarana ABK turun ke darat,” katanya.
Editor: Rahardi