Lontar.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap menyelesaikan pembangunan jalan lingkar Raja Ampat, yang rencananya memiliki panjang keseluruhan 342 kilometer.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan ketersediaan infrastruktur jalan dengan kondisi mantap akan meningkatkan akselerasi pengembangan destinasi wisata setempat dan memudahkan wisatawan mencapai lokasi wisata.
“Akses jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan wisata,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari keterangan resmi Sektetariat Kabinet (Setkab), Jumat (17/1/2020).
Kehadiran jalan tersebut akan meningkatkan konektivitas antar destinasi wisata di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat yang terkenal dengan keindahan destinasi wisata gugusan pulau karang dan air lautnya yang jernih.
Jalur Lingkar Raja Ampat sepanjang 342 km terdiri dari 2 ruas, yakni ruas Lingkar Luar Raja Ampat sepanjang 314,39 km dan ruas Lingkar Waisai sepanjang 27,61 km.
Pada tahun 2019, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga menganggarkan Rp183,1 miliar untuk penanganan ruas Lingkar Raja Ampat.
Anggaran digunakan untuk beberapa pekerjaan diantaranya pekerjaan preservasi jalan Waisai-Bandara Marinda sepanjang 6,15 km dan pemeliharaan rutin jembatan pada ruas tersebut.
Dari total panjang 342 km, kondisi Jalan Lingkar Raja Ampat yang sudah teraspal mencapai 37,45 km, agregat sepanjang 97,75 km, dan sisanya 206,8 km belum terbuka.
Pembangunan Lingkar Raja Ampat terkendala karena melintasi kawasan cagar alam sepanjang 113,6 km, tepatnya pada ruas Kabare-Kapadri-Wayai (93,6 km) dan ruas Wayai-Warsambin-Kabare (20 km). Pada kurun waktu 2015-2018, Kementerian PUPR melakukan penanganan Lingkar Luar Raja Ampat sepanjang 112,9 km yang meliputi pekerjaan preservasi, pembangunan jalan, peningkatan struktur jalan serta pembangunan Jembatan Warsawai (10 meter) dan Jembatan Waimir (10 meter).
Raja Ampat merupakan salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan Pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Penataan KSPN Raja Ampat dikerjakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur yang telah disusun oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR.
Sebelumnya Kementerian PUPR telah melakukan perbaikan Pelabuhan Waisai di Pulau Waigeo yang merupakan pintu masuk menuju destinasi wisata di Kabupaten Raja Ampat.
Selain itu juga dilakukan penataan pada kawasan wisata, salah satunya di Bukit Piaynemo dengan membangun anak tangga menuju puncak bukit, kios suvenir, gardu pandang, rest area, serta tambatan perahu apung dan perahu kayu.
Dengan dibangunnya anak tangga sebanyak 320 buah, diharapkan meningkatkan kenyamanan dan mempermudah wisatawan menuju puncak bukit dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Anggaran pembangunannya sebesar Rp19,9 miliar yang bersumber dari APBN tahun 2018