Sunday, June 1, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Budaya

Lima Konsep Hidup Orang Makassar

Oleh Almaliki
18 February 2019
in Budaya
Lima Konsep Hidup Orang Makassar

Makassar/Tech In Asia

59
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Orang-orang yang akrab dengan kultur kedaerahannya punya nilai-nilai humanis sendiri. Di Makassar, paling tidak ada lima konsep untuk diri yang patut dijaga dan dilestarikan.

Jakarta, Lontar.id – Saking pudarnya nilai-nilai kedaerahan, hal-hal yang berbau masa lampau perlahan ditinggalkan dan berganti jadi budaya baru.

Jika dalam budaya, cara melemahkannya ada pada modernisasi. Contoh di Tana Toa, Kajang, salah satu desa adat di Sulawesi Selatan.

Modernisasi yang dimaksud adalah pengaspalan jalan masuk desa adat; masuknya ponsel ke dalam desa adat, padahal sebelumnya aturan turun-temurun tersebut tidak bisa dilanggar.

Zaman mengubah kita menjadi lebih baik begitupun buruk. Baiknya, informasi saat ini mudah didapat. Hidup lebih sederhana dengan teknologi.

Baca juga: Patung Massa Gowa, Simbol Ngerinya Main Hakim Sendiri

Buruknya, nilai-nilai leluhur yang dipegang perlahan dikikis. Berganti dengan budaya kebebasan yang bablas. Seperti bebas bicara dan bertindak sesuka hati.

Untuk itu, ada lima hal yang berbentuk nilai dan konsep yang sangat besar pengaruhnya dalam perilaku dan pergaulan sosial etnis Makassar.

A. Tau “Orang”

Dalam budaya Makassar, tau jika dianggap kata sederhana, bisa diartikan sebagai ‘orang’. Namun, dalam unsur metaforiknya, ada pada nilai yang terpendam.

Antu nikanaya tau akrupa-rupai. Niak tau, tau tojeng. Niak tau poro tau Niak tau, akkanaji na tau.

Terjemahannya: Manusia itu bermacam-macam. Ada manusia, benar-benar manusia. Ada manusia sekadar manusia. Ada manusia dikatakan manusia karena ia dapat berbicara.

b. Siri’ “Harga Diri”

Siri’ adalah sebuah nilai yang sangat sulit didefinisikan secara spesifik. Dalam arti luas, ia hanya bisa dirasakan secara sempurna oleh penganutnya.

Di Makassar, ada metafora yang mengartikan siri sebagai pondasi kokoh orang Makassar. Siri Paccea rikatte, kontu ballak ia benteng,
ia patongko, ia todong jari rinring.

Terjemahannya: ‘Harga diri dan kesetiakawanan bagi kita, ibarat rumah ia adalah tiang, ia atap, ia juga jadi dinding’.

Baca juga: Soal Kampung Mualaf di Pinrang

c. Pacce “Iba”

Secara leksikal, pacce berarti pedih atau perih. Kita memilih membantu orang yang kesulitan karena kita iba atau pacce. Kalimat paccei parukka ‘iba’ hati melihatnya, adalah hal yang kerap diucapkan.

d. Pangngalik “perasaan hormat”

Pangngalik artinya menghormati atau segan pada orang lain. Bunyi kalimatnya bisa seperti: i katte tommo kupangngaliki, daeng. Artinya, cuma dirimu yang saya hormati.

Ada juga sipangngaliki atau ‘saling menghormati’. Ajaran ini merupakan salah satu dari wujud sipakatau ‘saling menganggap manusia’.

Di Makassar, ada bunyi pesan yang selalu didengungkan para tetus seperti, punna erokko nipangngaliki, pangngaliki rong taua. Artinya, jika ingin dihormati, hormatilah orang terlebih dahulu.

Baca juga: Membaca Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis

e. Pangngadakkang “adat istiadat”

Pangngadakkang berasal dari kata adak ‘adat’. Secara lebih spesifik, diuraikan peneliti budaya Makassar, Matthes dengan Gewoonten, menjadi ‘kebiasaan-kebiasaan’.

Adat ialah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada, yang merupakan tradisi dalam masyarakat yang bermaksud mengatur
tata tertib masyarakat.

Jika marah dan kurang sopan, orang Makassar biasanya berkata, tau tena pangadakkang anne. Artinya, orang tidak beradat ini.

Baca juga: Asal-Usul Orang-Orang Bugis di Batavia

Share30Tweet12Share5SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jadikan Masjid Sebagai Wadah Gerakan Ekonomi Umat

Next Post

Indonesia U-22 vs Myanmar U-22: Adu Kuat Pelatih

Related Posts

Main Ketoprak Bareng Dokter Reisa, Ganjar Bikin Gibran Tertawa
Budaya

Main Ketoprak Bareng Dokter Reisa, Ganjar Bikin Gibran Tertawa

by Kurniawan
22 December 2021

Lontar.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat pengunjung di Taman Balekambang Solo, termasuk Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka...

Read more
Baju Bodo Masa Kini yang Kental dengan Unsur Islam

Baju Bodo Masa Kini yang Kental dengan Unsur Islam

11 February 2020
Mengenal Tradisi Adu Betis Masyarakat Bima dan Bugis Bone

Perempuan Bugis Berkalung Rimpu

26 December 2019
Potret Keberagaman di Kampung Sawah

Potret Keberagaman di Kampung Sawah

25 December 2019
Bissu Tidak Mengenal Gender, Alih-Alih Melihatnya Sebagai Transgender

Melihat Bissu Melampaui Identitas Gendernya

17 December 2019

Seksualitas Memang Sakral namun Bukan Berarti Tabu untuk Diobrolkan

11 December 2019
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In