Lontar.id – Tim Riset MAN 1 Kudus raih medali emas di ajang Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) ke-12 tahun 2020, yang digelar di di Kharisma Bangsa School of Global Education tanggal 21-23 Februari 2020.
Kegiatan tersebut merupakan ajang proyek penelitian di bidang sains, teknologi, lingkungan, dan komputer.
“Prestasi nasional kembali diraih siswa MAN 1 Kudus. Tim Riset MAN 1 Kudus berhasil menyabet Gold Medal (Medali Emas) pada Bidang Biologi dan juara harapan I pada bidang lingkungan di ISPO 2020,” terang Kepala MAN 1 Kudus Suhamto di Kudus, Minggu (23/2020), seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenag.
MAN 1 Kudus mengirim dua tim riset dalam ajang ini. Tim pertama beranggotakan Novilla Dwi Candra dan Indra Faizatun Nisa. Keduanya duduk di kelas XI. Di bawah bimbingan Nurul Khotimah, dan Rahma Fortunawati, mereka melakukan penelitian tentang “BABL-CAF: Beras Analog dari Biji Lamun (Enhalus Acoroider), Latoh (Caulerpa SP), dan Mocaf Kaya Anti Oksidan sebagai Sumber Makanan Pokok Sehat Masa Kini”.
“Tim BABL-CAF ini yang meraih medali emas di bidang biologi. Selain medali, juga mendapatkan sertifikat dan uang pembinaan prestasi sebesar 5 juta,” ujar Suhamto.
“Mereka juga diproyeksikan ikut pada ajang riset internasional di Amerika Serikat,” lanjutnya.
Adapun tim kedua, beranggotakan Dea Puspitasari dan Rima Destriyani. Keduanya duduk di kelas X. Dibimbing Arif Noor Adiyanto dan Yazida Rizkayanti, keduanya meneliti tentang Karbon Aktif dari Lidah Mertua dan Ampas Tebu (Kalimeta) sebagai Adsorben (penyerap bau) pada Kandang Ayam Berbasis Arduina.
“Tim Kalimeta meraih juara harapan I di bidang lingkungan,” tutur Suhamto.
ISPO 2020 mengangkat tema: Bangun Generasi Gemilang. Melalui pesan elektronik, Novilla Dwi Candra bercerita bahwa untuk meraih medali emas, tim MAN 1 Kudus harus bersaing dengan 27 finalis di bidang Biologi dari berbagai daerah.
Nurul Khotimah selaku pembimbing menjelaskan tentang BABL-CAF sebagai produk beras sehat masa kini. Menurutnya, ide inovasi ini berawal dari tingginya konsumsi beras di Indonesia, tetapi tidak diimbangi produksi beras dalam negeri. Beras analog dalam riset MAN 1 Kudus tersebut terbuat dari tepung mocaf, biji lamun dan latoh yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Kombinasi mocaf, biji lamun, dan latoh yang kaya akan antioksidan dan rendah glukosa mampu menghasilkan beras dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibanding beras konvensional, sehingga baik untuk dikonsumsi penderita diabetes,” jelas Nurul.
Siswa MAN 1 Kudus terus meraih prestasi, nasional dan internasional. Sebelumnya, siswa madrasah ini juga berhasil meraih Gold Medal di even internasional MTE Malaysia dan Bronze Medal TID Thailand yang berlangsung pada Februari 2020.