Lontar.id – Pemilu serentak 2019 banyak menimbulkan masalah, bukan saja masalah kecurangan yang dituding sengaja dilakukan agar salah satu paslon menang, tetapi menciptakan perpecahan (disintegrasi) menahun dalam sejarah demokrasi kita.
Munculnya perpecahan dikalangan masyarakat, karena perbedaan pilihan politik. Perbedaan tersebut menyulut api ancaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seorang dengan mudah menuding pendukung Jokowi-Ma’ruf sebagai antek asing, boneka IMF, keturunan PKI dan anti ulama.
Sedangkan pendukung Prabowo-Sandi, disebut-sebut akan menghidupkan kembali benih-benih rezim Orde Baru (Orba) Soeharto, orang yang paling bertanggung jawab pada kasus Hak Asasi Manusia, penghilangan dan penculikan aktivis di era reformasi 1998. Selain itu, Prabowo mempertajam politik identitas yang membuat iklim politik semakin tajam.
Apapun tuduhan yang dialamatkan pada kandidat, tujuannya hampir sama, yaitu menciptakan ketidaksukaan dan ketakutan masyarakat terhadap salah satu pasangan. Sehingga elektabilitas turun dan tidak dipilih pada pemilu 2019.
Hari-hari sebelum dan sesudah pelaksana pemilu pada 17 April 2019, cukup pelit dilerai. Saling klaim kemenangan antara Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma’ruf, kerap memenuhi pemberitaan media. Prabowo mengaku dirinya yang menang karena hasil survei internal tapi tidak percaya hitungan cepat (quick qount). Sedangkan Jokowi-Ma’ruf percaya terhadap quick qount juga mendeklarasikan kemenangan.
Sebagai orang yang tidak masuk dalam dua kubu yang saling bersitegang satu sama lain, saya tetap menunggu hasil rekapitulasi berjenjang Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara berjenjang dan menanti hasil akhirnya nanti. Siapapun yang diputuskan KPU dialah presiden kita yang sah, entah cebong atau kampret mau mengakui, itu perkara lain.
Terlepas dari diskusi Pilpres 2019 yang membuat kita sumpek dan antipati terhadap politisi, saya tertarik membahas tentang peluang-peluang sejumlah figur yang akan bertanding di pemilu 2024 nanti.
Saya membayangkan di pemilu 2024 nanti, tidak lagi diisi oleh kalangan tua yang mengaku milenial tapi tidak paham dengan kebutuhan generasi muda zaman sekarang (zaman now). Betapa mudahnya kalangan tua mengaku muda dan dekat dengan kalangan muda, hanya karena dekat dengan generasi yang akrab dengan teknologi. Meskipun umur mereka sudah ujur, tapi merasa milenial.
Di pemilu 2024 nanti, ada sejumlah nama yang bakal muncul dan dibantu-nanti kalangan masyarakat. Sebab, keterwakilan mereka benar-benar berasal dari kalangan yang paham dengan kelompok milenial.
Ada nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Siapa yang tidak kenal dengan tokoh muda, cendekiawan dan mempunyai kemampuan pidato yang menghipnotis para pendengarnya. Berbekal sebagai aktivis dan pentolan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) semasa kuliah, lalu berlanjut jadi Rektor di Universitas Paramadina.
Kariernya terus menanjak setelah menjadi juru bicara capres Jokowi-Kalla pada Pilpres 2014, dan dipercaya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada kabinet Indonesia kerja. Lalu maju sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Sandiaga Salahuddin Uno. Karier politiknya cukup cemerlang sehingga Anies Baswedan digadang-gadang bakal meramaikan kontestasi pemilu 2024 nanti.
Ada juga nama Sandiaga Salahuddin Uno, seorang pengusaha sukses yang banting setir di jalur politik dan terpilih sebagai Wakil Gubernur Jakarta. Tak berselang lama, Sandi yang baru saja duduk mendampingi Anies kemudian dipinang oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.
Selain itu sejumlah nama lainnya seperti Ridwan Kamil, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ganjar Pranomo, Puan Maharani, Tri Risma, Puan Maharani hingga Nurdin Abdullah.
Selain nama diatas ada nama-nama lain yang bakal muncul dipagelaran pemilu 2024. Karena saya percaya, mereka masih menunggu momen dan peluang agar dilamar partai politik.
Tokoh-tokoh muda kita dari berbagai latarbelakang karakter dan lingkungan yang berbeda-beda, tentunya akan menciptakan harapan baru bagi generasi muda memimpin Indonesia raya. Sebab, presiden-presiden sebelumnya selalu diisi oleh kalangan tua. Mari kita sambut pemilu 2024 dengan penuh harapan besar, bahwa Indonesia menjadi negara yang melampaui saat masa sekarang.