Monday, June 9, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Opini

Oposisi dan Menang Pemilu, Mampukah Gerindra Seperti PDIP?

Oleh Syariat Tella
1 July 2019
in Opini, Politik
Gerindra Sulsel Belum Waktunya Dipimpin IYL

Logo Partai Gerindra. (Kepahiang)

274
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, Lontar.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019-2024, Minggu (30/6/2019). Usai penetapan, Jokowi bersama gabungan parpol koalisinya memberi isyarat ke partai Gerindra untuk ikut bergabung di periode kedua masa pemerintahannya.

Sebuah ajakan yang pastilah bakal dipertimbangkan partai manapun. Sebab, telah 5 tahun Gerindra bersama PKS berdiri tegak sebagai partai oposisi. Risikonya jelas, oposisi berada di luar pemerintahan sehingga harus puasa soal ‘jatah’ di kabinet pemerintahan terpilih.

Kekalahan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) atas Jokowi-Ma’ruf kembali membuka jalan oposisi bagi parpol pengusung mereka (Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, dan Berkarya). Namun, keretakan sudah terlihat sejak awal. Baik Demokrat dan PAN terus dirayu bergabung ke Pemerintahan.

PAN sebelumnya punya pengalaman bergabung ke Pemerintah dengan bargaining kadernya di posisi Menteri. Namun, PAN menarik diri dan bergabung ke Gerindra diiringi pencabutan kursi Menteri mereka di masa Pemerintahan (Jokowi-JK).

Yang menarik adalah Gerindra. Sebagai induk koalisi mereka terus diberi isyarat bergabung. Bisa dibayangkan jika negara dengan sistem demokrasi tanpa keberadaan partai oposisi atau pihak yang berada di luar pemerintahan. Pastilah takkan lagi ada kontrol dan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap keliru.

Karena memilih bergabung ke Pemerintahan jelas akan ‘mendiamkan’ parpol yang wakilnya telah mendapat ‘jatah’ jabatan. Sebuah pilihan yang berat bagi partai oposisi seperti Gerindra dan PKS. Setelah 5 tahun berpuasa di luar kuasa, godaan jabatan itu akhirnya tiba.

Konsisten dengan oposisi artinya tetap melanjutkan puasa tanpa ‘jatah’ di pemerintahan. Tapi, memilih bergabung jelas akan menghilangkan keseimbangan dalam pemerintahan. Pemerintah bebas menjalankan kebijakan tanpa kontrol yang pastinya tidak akan sempurna tanpa ‘vitamin’ kiritik dari pihak oposisi.

Namun, konsisten pada sikap awal pastilah akan menghasilkan buah yang manis. Meski tidak selamanya akan manis. Bisa saja hal itu yang terlintas di pikiran para elite parpol oposisi saat ini. Namun, manisnya buah dari konsistensi oposisi sudah dirasakan sendiri oleh PDIP.

Dua periode (2004-2009, 2009-2014) era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden, dua periode pula PDIP konsisten sebagai oposisi. Begitu banyak jejak digital yang membuktikan sepak terjang PDIP selama menjadi oposisi. Kritik mereka soal kenaikan BBM di era SBY menjadi salah satu gerakan getol mereka yang tak pernah absen dalam mengontrol pemerintah kala itu.

Hasilnya terlihat. Akhir kepemimpinan SBY menjadi panggung berikutnya bagi PDIP. Dua periode mereka berpuasa, dan dua periode selanjutnya pula mereka meraih kuasa. Kemenangan Jokowi-JK di periode 2014-2019 dikomandoi oleh PDIP sebagai parpol pengusung utama. Begitupun di jalur Legislatif, PDIP keluar sebagai pemenang Pileg. Pilpres dan Pileg untuk periode 2019-2024 menjadi kemenangan lanjutan bagi petahana Jokowi dan PDIP yang kini nyaman di Pemerintahan.

Konsistensi oposisi PDIP menghasilkan sebuah kemenangan beruntun di Pilpres dan Pileg. Sebagai oposisi, sepertinya Gerindra dan PKS sudah menyadari itu. Puasa ‘jabatan’ mereka pastilah tidak akan sia-sia. Sebab, buah dari sebuah kebijakan yang salah oleh Pemerintah pastilah menuntut pertanggungjawaban. Memilih bergabung dalam pemerintah akan membuat puasa mereka tak lagi bermakna.

Sebuah pilihan yang berat pastinya. Namun, kuasa tetaplah kuasa yang kadang membuat siapa saja terlena. Dan puasa akan selalu bermakna. Meski belum meraih apa-apa. Karena mengawasi pemerintah adalah tugas utama bagi yang kalah. Sehingga demokrasi tak sekadar mempertontonkan ambisi kuasa, tetapi juga memberikan edukasi bagi warga Indonesia.

Share110Tweet69Share27SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

AHY Beri Ucapan Selamat pada Jokowi-Ma'ruf

Next Post

Kisah Clark Pangkas Berat Badan hingga 240 Kg

Related Posts

Opini

by Dumaz Artadi
21 June 2022

Lontar.id - Seiring berjalannya waktu, tuntutan masyarakat pada peningkatan kinerja pemerintah semakin tinggi. Tata kelola pelayanan administrasi yang handal, profesional,...

Read more
Bawaslu Harap Seleksi Debat Penegakan Hukum Pemilu Tidak Diintervensi

Bawaslu Harap Seleksi Debat Penegakan Hukum Pemilu Tidak Diintervensi

3 February 2022
Pemerintah dan penyelenggara Pemilu Sepakati Pilpres Digelar 14 Februari 2024

Pemerintah dan penyelenggara Pemilu Sepakati Pilpres Digelar 14 Februari 2024

24 January 2022
Bawaslu Inventarisir Masalah Perbawaslu tentang Penanganan Pelanggaran

Bawaslu Inventarisir Masalah Perbawaslu tentang Penanganan Pelanggaran

13 January 2022
Ketua Bawaslu Sulsel Sebut Sosialisasi dan Pendidikan Demokrasi Tidak Boleh Berhenti

Ketua Bawaslu Sulsel Sebut Sosialisasi dan Pendidikan Demokrasi Tidak Boleh Berhenti

26 December 2021
Bawaslu RI Uji Coba Sistem Penanganan Pelanggaran Pemilu

Penanganan Pelanggaran Netralitas ASN Adalah Hal Unik

10 December 2021
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In