Lontar.id – Hingga hari ini, Kamis (12/3/2020), tinggal dua pasien terduga COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Moewardi, Surakarta. Sebab, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di RS tersebut meninggal dunia, pada Rabu (11/3/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, saat memberikan keterangan pers resmi, di Kantor Dinkes, Kamis (12/3/2020) petang, menjelaskan hal itu.
Yulianto menyebutkan, pasien yang meninggal itu berjenis kelamin laki-laki berusia 59 tahun.
“Kemarin (Rabu,11/3/2020) ada satu pasien dalam pengawasan meninggal dunia. Namun sejauh ini penyebab kematian ini adalah disebabkan karena pneumonia (gagal napas). Sehingga selama ini ada dua kematian PDP, pertama di Kariadi setelahnya di Moewardi. Penyebab atau kausatifnya sedang kita lacak, yang jelas meninggalnya karena gagal napas atau pneumonia,” tutur Yulianto, seperti dikutip dari keterangan tertulis Pemprov Jateng.
Ditambahkan, pihaknya telah melakukan pengiriman sampel ke Laboratorium milik Kementrian Kesehatan pada Selasa (10/3/2020). Hasilnya baru akan diketahui tiga sampai empat hari ke depan.
Menurutnya, berdasarkan data dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah, sudah ada 39 orang yang diduga terinveksi virus Corona. Namun, 35 orang di antaranya telah dinyatakan negatif Covid-19 dan pulang. Kini tinggal dua orang yang masih dirawat intensif di dua rumah sakit
Dokter paru asal RSUD dr Moewardi, Harsini menjelaskan, pada Minggu (8/3/2020) pihaknya menerima dua pasien rujukan. Mereka berjenis kelamin laki-laki, berumur 59 dan 58 tahun.
Ditambahkan, sebelum sakit keduanya mengikuti sebuah seminar di Bogor, pada 25-28 Februari 2020. Setelahnya, mereka mengeluhkan batuk pilek.
“Pada tanggal 29 Maret, penyakit mereka bertambah buruk dan dirujuk ke fasilitas kesehatan. Lalu masuk ke (RSUD) Moewardi pada hari Minggu. Dan pada Rabu (11/3/2020) pukul satu siang, seorang pasien PDP meninggal dunia,” jelas Harsini.
Ia menjelaskan, karena pasien masuk dalam katagori pengawasan, maka pemulasaraan jenazahnya dilakukan dengan ketat. Prosedurnya, hampir serupa dengan pasien yang meninggal karena kasus serupa di RSUP dr Kariadi Semarang.
“Keluarga tidak boleh membuka (peti). Kemudian terhadap keluarga juga kami lakukan pemeriksaan. Hasilnya belum ada yang sakit,” paparnya.