Lontar.id – Saat ini jumlah pembaca buku fisik di Indonesia merosot dan berbanding terbalik dengan jumlah pengguna gawai, sehingga dibutuhkan terobosan untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat berbasis teknologi
Pernyataan itu disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu, melalui rilis tertulis yang diterima Lontar, Selasa (10/12/2019).
“Terjadi perubahan perilaku, sikap dan pengetahuan, terutama di generasi milenial. Mereka dan masyarakat saat ini lebih suka informasi yang berbasis IT. Maka melalui perpustakaan digital I-Perempuan & Anak, kami ingin menunjukkan bahwa Kemen PPPA juga punya materi-materi yang bisa dikonsumsi oleh mereka,” ujarnya.
Menurut Pribudiarta, Kemen PPPA sudah memiliki perpustakaan fisik, tetapi sepanjang 2019, pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan Kemen PPPA sejumlah 601 orang atau hanya 3 orang perhari. Hal itu dirasa belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal, baik oleh internal maupun masyarakat.
“Ini merupakan wujud reformasi birokrasi. Kami ingin membuka pintu perpustakaan Kemen PPPA agar semua orang bisa lihat. Prinsipnya, sesuai arahan Presiden RI, bahwa jangan hanya send tapi juga dinikmati masyarakat. Dinikmati yang dimaksud adalah masyarakat menerima informasi yang baik. Kemen PPPA berusaha menyediakan itu,” tambah Pribudiarta.
Koleksi buku yang ada di perpustakaan Kemen PPPA kurang lebih 6000 judul dengan konten buku digital atau e-book yang ada dalam I-Perempuan & Anak nanti kurang lebih 1209 buku. Jumlah itu akan terus ditambah jumlahnya.
Sefangkan jenis buku yang ada, tentang Pengarusutamaan Gender (PUG), Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA), Penguatan Keluarga, Pengasuhan dan berbagai bacaan yang berkaitan dengan perempuan dan anak.
Peluncuran perpustakaan digital I-Perempuan &Anak disambut baik oleh Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Cinta Laura Kiehl.
Cinta Laura Kiehl yang hadir saat peluncuran, mengaku sebagai seseorang yang menyukai baca dan berasal dari keluarga yang gemar literasi.
“Peluncuran perpusatakaan digital ini sangat penting bagi kemajuan perempuan dan anak. Perpustakan adalah salah satu bagian yang penting dari demokrasi. Menurut saya dan keluarga saya, perpustakaan itu bisa memajukan anak-anak Indonesia, oleh karena itu sangat penting. Ayo kita bersama-sama menjadikan budaya rajin membaca dan ke perpustakaan bagi perempuan dan anak,” tegas Cinta Laura Kiehl.