Lontar.id – Jembatan Geladak Perak penguhubung utama Lumajang – Pronojiwo yang ambruk akibat awan panas guguran (APG) Bencana Gunung Semeru akan kembali dibangun dengan struktur berbeda di titik yang sama.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jendral Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hedy Rahadian usai melakukan pemantuan bekas runtuhan Geladak Perak, di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12/2021).
Dilansir laman rsmi Pemkab Lumajang, Hedy juga menyampaikan, bahwa kerusakan Geladak Perak salah satunya diduga karena pondasi yang menopang dari bawah sudah terkikis oleh terjangan lahar dingin, ditambah dengan pengaruh Awan Guguran Panas.
Oleh karena itu, pihaknya akan mengonstruksi ulang struktur bangunan Jembatan Geladak Perak agar nantinya tidak bergantung pada pondasi bawah.
“Nanti akan kita ganti, konstruksinya akan kita balik, jadi ini runtuhnya kan bangunan bawah jadi kita nanti tidak akan gunakan pondasi dibawah, tapi sifatnya nanti melengkung keatas,” ujarnya.
Sementara untuk lokasi, panjang dan lebar bangunan akan sama seperti Geladak Perak yang sebelumnya.
“Untuk titiknya tetep, bentangannya relatif sama, kecuali ada kebutuhan yang lain,” kata dia.
Diketahui, untuk mebangun jembatan tersebut dibutuhkan waku dengan estimasi selama satu tahun dan membutuhkan biaya sedikitnya Rp100 miliar.
“Membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk proses pengerjaannya. Dan, total anggarannya Rp100 miliar kira-kira,” terangnya.
Ia menambahkan, bahwa saat ini pihaknya telah melakukan perencanaan untuk membuat jembatan sementara agar semua proses penyaluran bantuan dan monilitas warga bisa berjalan lancar.