Lontar.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menargetkan penurunan kasus stunting sebesar 29,2% pada tahun 2020.
Target tersebut disampaikan oleh Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes Prov Sulsel, Mohamad Husni Thamrin, dalam rapat koordinasi pelaksanaan Program Gammara’ta (Gerakan Masyarakat Mencegah Dan Memberantas Stunting) di Sulsel, yang dilaksanakan di Ruang Rapat Wagub, Selasa (21/1/2020).
“Tagline Gammarata mengandung makna gagah, cantik, indah, dan bersih,” ujarnya.
Tagline ini diharapkan menjadi spirit dalam target penurunan stunting setiap tahunnya. “Target penurunan stunting Pemprov Sulsel 2020 sebesar 29 2%, di tahun 2021 sebesar 25,9%, 2022 sebesar 22,74% , dan ditahun 2023 sebesar 19,5%,” tambahnya, melalui rikis tertulis.
Sementara, Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menjelaskan pentingnya intervensi untuk penyelesaian masalah stunting di Sulsel. Sehingga nantinya terlihat gambaran penyelesaian masalah sebelum dan sesudah.
“Intervensi penyelesaian masalah stunting di Sulawesi Selatan akan dibuat sebagai percontohan nasional,” tegasnya.
Dalam proses penyelesaian, dibutuhkan raport program yang telah di intervensi, dengan fokus intervensi pada 70 desa di 2 kabupaten pada lokus 2019. Kemudian, ditambah 1 desa lokus dari 9 kabupaten lokus pada 2020.
“Di Kabupaten Enrekang 30 desa lokus. Kabupaten Bone 40 desa lokus. Sasarannya intergensi, rematri, ibu hamil, baduta, dan balita gizi,” ucapnya.
Tenaga pendamping gizi yang berkedudukan di desa, akan memberi kepastian kondisi apa saja yang memerlukan bantuan. Adapun pendampingan dilakukan pada fokus keluarga miskin dan pendidikan rendah.