Lontar.id – Puluhan komunitas pencinta alam mengikuti gerakan Maraton Konservasi di lereng Gunung Sindoro, Temanggung.
Dilansir laman resmi Pemprov Jateng, Senin, 24 Januari 2022, kegiatan itu untuk menyosong program Basarnas Emas yang diselenggarakan oleh Basarnas, bekerja sama dengan PT Perhutani dan Gabungan Remaja Anak Sindoro (Grasindo).
Kegiatan ini dipusatkan di Lereng Gunung Sindoro, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Minggu (23/1/2022)
Kepala Kantor Pertolongan dan Pencarian Orang (SARDA) Semarang Heru Suhartanto mengatakan, kegiatan Maraton Konservasi sudah dilaksanakan sejak November 2021 dan akan ditutup di Ungaran pada 12-13 Februari 2022.
Ia menyampaikan, Maraton Konservasi untuk menyambut ulang tahun emas Basarnas, dengan penanaman pohon ini merupakan salah satu upaya untuk mitigasi bencana.
“Tujuannya untuk mitigasi bencana alam, utamanya di wilayah Kedu Utara, sehingga bisa menjadi upaya pencegahan terjadinya longsor, banjir dan kekeringan mata air,” ujarnya di sela kegiatan.
Ketua penyelenggara kegiatan, Arifin mengatakan, gerakan ini akan menanam 1.000 bibit pohon di kawasan hutan lindung milik Perhutani KPH Kedu Utara, tepat di sekitar pos satu jalur pendakian Gunung Sindoro via Kledung.
“Yang ikut sejumlah 30 komunitas asal Magelang, Semarang, Wonosobo, dan berbagai daerah lainnya, dengan jumlah peserta 800 orang,” terangnya.
Ia menambahkan, penanaman di lokasi tersebut dimaksudkan untuk menjaring atau mengembalikan debit mata air yang saat ini memang telah berkurang banyak.
“Inti kegiatan ini adalah menangani darurat mata air di wilayah Sindoro,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Temanggung yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Toifur Hadi menyampaikan, kegiatan Maraton Konservasi ini selaras dengan program Sabuk Gunung yang tengah digencarkan Pemerintah Kabupaten Temanggung.
Menurutnya, program ini sangat penting untuk menyelamatkan 13.000 hektare lahan kritis dan menjaga Temanggung agar tetap hijau.
Ia menyampaikan, lebih dari 700 mata air ada di Temanggung, 28 di antaranya bahkan digunakan sebagai sumber air baku PDAM Tirta Agung.
Selain itu, juga dimanfaatkan untuk kebutuhan warga sehari-hari dan produksi air mineral kemasan. Namun, beberapa mata air sudah banyak yang mati dan mengecil debitnya, terutama saat musim kemarau.
“Oleh karena itu, tugas kita bersama untuk menjaga mata air-mata air kita ini. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia. Bukan hanya saat ini, tetapi demi anak cucu kita nanti,” tandasnya.