Lontar.id – Gereja, masjid, pura dan tempat peribadatan yang lain adalah bangunan vital, yang harus mendapat perlakuan khusus dalam menjaga keamanan, agar umat beragama yang menjalankan ibadah lebih terjamin keamanannya.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Daerah istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, usai menerima audiensi Uskup Agung Semarang, Mgr. Dr. Robertus Rubiyatmoko, Senin (23/12) di Gedhong Wilis, kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Menurut Sri Sultan, penjagaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi tindakan oknum tidak bertanggung jawab yang bertujuan memecah belah persatuan bangsa.
Menyambut Natal tahun ini, Sri Sultan memastikan ada penjagaan yang ketat dengan mengarahkan TNI, POLRI dan seluruh lapisan masyarakat untuk meminimalisir resiko kejahatan. Hal tersebut dilakukan juga untuk menjamin kebebasan, kenyamanan dan keamanan beribadah.
“Untuk acara Natal nanti, sehari sebelum acara gereja harus clean, bersih, tidak ada orang yang masuk untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan sangat berharap Natal tahun ini penuh keberkatan bagi Umat Kristiani. Tak hanya itu saja, Gubernur DIY ini juga berharap ada peningkatan yang jauh lebi baik pada aspek hubungan kebersamaan masyarakat secara keseluruhan. Harus ada peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia baik dalam aspek ekonomi maupun politik.
“Bagi mereka yang, saya sampaikan selamat Natal dan Tahun Baru 2020. Semoga kita semua tetap sehat tidak kurang apapun dan keadaan makin baik. Tiap tahun harapan saya cuma itu,” tandas Sri Sultan.
Sementara itu Rubiyatmoko menyampaikan, Natal kali ini seluruh warga DIY khususnya harus mampu menghayati kebhinekaan, sesuai dengan tema Natal yaitu “Hiduplah Sebagai Sahabat bagi Semua Orang”. Umat Kristiani baik Katolik maupun Kristen, harus mampu menciptakan kehidupan bersama yang diwarnai kedamaian dan keharmonisan Indonesia yang maju.
“Tema ini cocok dengan harapan deklarasi Abu Dhabi, deklarasi persaudaraan yang ditandangani Paus Fransiscus dengan Imam Besar Al Azhar, Ahmed At-Tayyeb yang mengajak kita untuk menyingkirkan ekstrimisme di dunia ini. Ini yang menjadi konsentrasi kami,” ujar Rubiyatmoko.
Lebih lanjut Rubiyatmoko menyampaikan rasa syukurnya atas penerimaan dan toleransi masyarakat DIY teradap Umat Kristiani. Dirinya menyampaikan, DIY adalah wujud dari daerah yang menjadi harapan bagi banyak orang.
Daya tarik DIY yang luar biasa bukan hanya datang dari aspek budaya dan pendidikan saja, namun toleransi yang mampu membawa suasana hati yang damai bagi umat beragama, tak terkecuali Umat Kristiani.