Lontar.id – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) akan menggodok fleksibilitas dalam bekerja bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Nantinya, PNS tidak harus masuk kantor setiap hari, melainkan bisa bekerja dari rumah.
Istilah kerennya adalah remote. Seorang PNS dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memudahkan pekerjaan. Ia dapat membuat sekaligus mengirim laporan dari jauh menggunakan perangkat internet.
Akhirnya, pola lama akan dibabat seperti masuk kantor pagi hari hingga meeting bersama tatap muka. Aplikasi kawakan seperti grup WhatsApp dan Telegram yang banyak diminati publik, juga dapat digunakan sebagai media untuk metting.
Hal inilah nantinya bisa membuat pekerjaan seefektif mungkin, koordinasi antarsesama relatif sangat mudah karena bantuan dukungan teknologi. Tak ada lagi kata, “Maaf ya, saya lagi di luar negeri, jadi rapatnya ditunda dulu.”
Rencana fleksibilitas kerja ini juga sejalan dengan ide menggalakkan revolusi industri 4.0 di Indonesia. Sebab sejauh ini, sistem kerja ASN tertinggal jauh dari perusahaan swasta yang lebih dulu bekerja berbasis teknologi.
Nyatanya memang begitu. Perusahaan startup atau rintisan sudah lama meninggalkan sistem harus masuk kantor setiap hari, sehingga pola kerja mereka lebih efisien dan nyaman.
Sistem itu sebangun dengan melihat peminat CPNS yang saat ini, dari kalangan milenial, cukup besar mengikuti tes. Sebagian besar dari mereka lahir di zaman yang sudah melek teknologi.
Dalam laporan Global Talent Competitiveness Index, Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 119 negara dengan nilai 38,04. Laporan itu berisa bagaimana ukuran kompetisi masyarakat Indonesia dalam skala global.
Olehnya, pemerintah sedang gencar-gencarnya memperbaiki indeks tersebut dengan menerapkan sistem Human Capital Management Strategy menuju Smart ASN 2024.
Sistem Human Capital Management Strategy ini memiliki enam program seperti perencanaan, perekrutan dan seleksi, pengembangan kapasitas, penilaian kinerja dan penghargaan, promosi, rotasi, dan karier, serta peningkatan kesejahteraan.
Strategi itu bertujuan agar talenta ASN ke depannya dapat menghadapi era digital. Jika dipikir, memang cukup bagus untuk meningkatkan efektivitas kerja ASN.
Tetapi masalahnya adalah, apakah semua harus serentak? Sejauh mana kesiapan pemerintah? Toh, di Indonesia, ada daerah-daerah yang belum disentuh internet. Pemerintah yakin dengan idenya?
Tembok tebal kedua yang menghalangi sistem itu adalah, belum semua ASN melek terhadap teknologi, apalagi mereka yang berada di daerah terluar dan tertinggal.
Saya berharap, pemerintah kita bukan hanya masih bermain ide kerja di rumah saja, melainkan menganalisis kebijakannya lebih dalam untuk mengakomodir seluruh ASN. Selalu ada kecuali, bukan?
Sistem ini akhirnya memungkinkan untuk dibagi ke dalam beberapa zona saja, seperti di wilayah perkotaan, mungkin masih bisa menyesuaikan diri, tetapi ketika masuk di daerah luar tanpa internet.
Ini keresahan dan jalan keluar saya, bagaimana menurut Anda?
Ditulis oleh Ruslan.