Lontar.id – Kasus stunting, kekerasan dalam rumah tangga, dan pernikahan anak, menjadi isu prioritas yang terkait dengan pemberdayaan perempuan di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, saat menghadiri puncak Peringatan Hari Ibu ke-91 dengan tema, ‘Membangkitkan Semangat Pergerakan Perempuan Indonesia untuk Berdaya’, di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, yang digelar oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (27/12/2019).
Pada kegiatan itu, Nurdin Abdullah mengingatkan lima isu prioritas yang terkait dengan pemberdayaan perempuan.
Isu pertama adalah meningkatkan prioritas untuk pemberdayaan perempuan dan kewirausahaan. Kedua, peningkatan mutu kesehatan.
Ketiga, penurunan kekerasan dalam rumah tangga, dan perempuan. Lalu keempat, peningkatan peran pendidikan dalam keluarga dalam hal komunikasi.
“Dan isu prioritas kelima adalah mencegah perkawianan anak lebih dini. Dengan terus membangun komunikasi lebih efektif dalam keluarga,” lanjut Nurdin
Nurdin juga mengingatkan, jika sebenarnya isu perempuan dan anak menjadi tugas bersama, semua stakeholder.
“Anak itu generasi penerus yang terus berganti. Kita tidak ingin melahirkan generasi lemah, melahirkan generasi-generasi yang tentu akan menjadi beban negara dikemudian hari,” tukas Nurdin.
Sementara itu, Ketua Dinas Pemberdaayan Perempuan dan Perlindungan Anak Sulsel, Ilham A Gazaling, mengatakan, pihaknya mendukung penguatan karakter perempuan, berdaya melalui sektor ekonomi kewirausahaan, dan perempuan sebagai salah satu solusi penurunan angka kekerasan perempuan.
Menurutnya, hal itu perlu diikutkan karena kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditangani Pemprov Sulsel dalam hal ini TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) kurang lebih 1.407 kasus. “Yang sudah kami selesaikan kasusnya 85 persen,” ungkap Ilham.