Lontar.id – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, menilai KH Sholahuddin Wahid atau Gus Solah, merupakan penghubung antara golongan tua dan golongan muda sekaligus tokoh pemersatu bangsa.
“Beliau menjadi jembatan yang menghubungkan semua golongan. Jembatan yang menghubungkan tokoh-tokoh agama, pemerintah, dan masyarakat,” jelasnya melalui keterangan resmi Kemenag.
“Bahkan di kalangan NU, beliau menjadi jembatan antara golongan muda dan golongan tua. Sehingga di NU tidak terjadi kesenjangan generasi baik dari aspek pemikiran maupun sikap keagamaannya,” lanjutnya.
Di mata Wamenag, Gus Sholah selama ini terus mengabdikan hidupnya untuk kepentingan umat dan bangsa. Beliau adalah seorang negarawan, ulama, cendekiawan dan pegiat kemanusiaan yang mengayomi semua golongan tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan.
“Beliau adalah perekat persatuan dan penjaga harmoni kebhinnekaan,” tutur Wamenag.
KH Salahuddin Wahid adalah cucu dari pendiri NU, Hadratus-Syekh KH Hasyim Asy’ari. Sebagai tokoh NU, kata Wamenag, Gus Sholah dikenal sebagai sosok yang berpikiran terbuka, demokratis, dan jernih dalam melihat masalah. Solusi yang diberikan salalu mengedepankan pertimbangan kemaslahatan untuk kepentingan yang lebih besar, dan mengenyampingkan kepentingan kelompok dan golongan.
Dikatakan Wamenag, Gus Sholah tidak segan menyampaikan kritik kepada siapa pun jika dianggap salah, dan membela siapa pun yang benar meskipun orang lain menganggap salah. Semua itu dilakukan tanpa ada pamrih dan beban, karena disampaikan dg penuh keihlasan.
“Pesan terakhir beliau kepada saya disampaikan oleh putra beliau Gus Billy Wahid melalui pesan WA pada tanggal 30 Januari 2020 terkait dengan rencana pemutaran film Jejak Langkah 2 Ulama KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari. Beliau berpesan agar Gus Billy Wahid berkomunikasi dengan saya, untuk hal tersebut saya menyambut dengan senang hati,” kenangnya.
Tidak lama setelah mendapat informasi Gus Sholah dirawat di rumah sakit, Wamenag mengaku belum sempat sowan. “Tokoh yang teduh, tenang, sabar dan penuh empati kepada sesama itu kini telah meninggalkan kita. Semoga Allah SWT memberikan pahala surga kepadanya,” harap Wamenag.
“Selamat jalan Gus Sholah..guru bangsa yang mulia, pintu-pintu langit terbuka lebar dan para malaikat menyambutmu dengan hamparan surga…aamiin,” lanjutnya melangitkan doa.