Lontar.id – Aktivitas Gunung Merapi yang fluktuatif membuat warga tiga desa di lokasi terdekat yakni Balerante, Sidorejo dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten mengaktifkan ronda malam.
Ronda malam itu dilakukan guna memantau gunung teraktif di dunia itu. Ronda malam dimaksudkan sebagai antisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Klaten Sri Winoto mengungkapkan, warga Kemalang sudah rutin melaksanakan ronda malam. Bahkan sejak Gunung Merapi dalam status waspada.
“Benar, saat ini warga desa di Kemalang rutin melaksanakan ronda malam. Tiga desa itu meliputi Balerante, Sidorejo dan Tegalmulyo. Kami di BPBD sering ikut bergabung pemantauan secara insidentil,” kata Sri Winoto saat dikonfirmasi, Kamis, 10 Februari 2022, seperti dikutip dari keterangan tertulis Pemprov jateng.
Terkait target ronda malam warga, sebut Winoto meliputi upaya pemantauan informasi aktivitas Merapi untuk diketahui masyarakat jika ada kondisi penting. Termasuk data pemetaan warga rentan.
“Relawan Merapi sudah terlatih terkait pemetaan. Jadi data warga lansia, ibu hamil, anak-anak sudah tercatat baik,” tuturnya.
“Data itu menjadikan bagian prioritas evakuasi jika Merapi dalam keadaan bahaya. Tim BPBD sering datang berkomunikasi sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah. Biasa teman-teman BPBD pulang malam pantau wilayah Merapi,” ungkapnya.
Kepala Dusun Desa Balerante, Jainu Rekso Giri (52) menjelaskan, ronda malam di desanya memang semakin digiatkan. Apalagi hari Minggu (6/2/2022) lalu aktivitas Merapi meningkat, dan mengeluarkan awan panas serta terjadi hujan abu tipis.
“Lokasi ronda malam di Balerante terbagi di empat titik. Yakni meliputi Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Sukorejo dan Gondang. Selain ronda malam, warga juga melakukan pemantauan secara visual di menara pandang. Alarm melalui sirine menara pandang cukup membantu kewaspadaan warga,” jelas Jainu, Kamis (10/2/2022).
Terkait aktivitas ronda malam, perangkat desa yang juga perintis wisata Kalitalang itu mengungkapkan kalau warganya kreatif sambil jualan kopi. Tentunya hal itu tidak mengurangi aktivitas utama seperti pemantauan dan pemetaan.
“Di Balerante aset warga dicatat. Jumlah ternak, lansia, bumil dan balita menjadi data penting misal ada evakuasi. Sambil ronda malam, warga juga jualan kopi Balerante. Apalagi kopi sekarang sedang booming. Lumayan untuk pengembangan Bumdes dan pendapatan warga,” pungkasnya.