Lontar.id – Para peneliti dari University of Cambridge membuktikan jika tubuh kurus dan langsing bukanlah ditentukan oleh kontrol seseorang terhadap porsi makan. Hasil penelitian tersebut juga mengungkap faktor utama mengapa seseorang dapat terlihat kurus dan langsing.
Faktor utama ternyata adalah genetik. Jika anda secara alami terlihat langsing, anda harus berterima kasih kepada gen Anda. Dalam studi baru University of Cambridge itu menjelaskan penyebab utama orang kurus dan langsing sebagai hasil dari keunggulan genetik, dan bukan karena mereka ‘unggul secara moral’ dalam mengatur porsi makan.
Baca Juga: Yang Harus Dilakukan Saat Menemukan Pakaian Berbau Busuk Keluar dari Mesin Cuci
Dilansir laman Mirror, Jumat (25/1/2019), Profesor Sadaf Farooqi, yang bekerja pada penelitian ini mengatakan, penelitian mereka menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa orang kurus yang sehat umumnya kurus karena mereka memiliki beban gen yang lebih rendah.
“Sangat mudah untuk terburu-buru menilai dan mengkritik orang karena berat badan mereka, tetapi ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa segala sesuatunya jauh lebih kompleks. Kami memiliki kontrol yang jauh lebih sedikit atas berat badan kami daripada yang mungkin ingin kami pikirkan.”
Riset ini berdasarkan DNA dari 1.622 sukarelawan kurus yang dikumpulkan dalam penelitian Study Into Lean and Thin Subjek (STILTS).
Baca Juga: Ironi Si Meong, Dimanja Tuannya dan Ancaman Rabies
Dan dibandingkan dengan 1.985 orang yang sangat gemuk, serta 10.433 kontrol berat badan normal.
Para peneliti mengakui bahwa faktor-faktor seperti akses mudah ke makanan berkalori tinggi dan gaya hidup tidak bergerak dapat berdampak pada berat badan seseorang, tetapi mengatakan ada variasi individu yang cukup besar dalam suatu populasi yang memiliki lingkungan yang sama.
“Kami sudah tahu bahwa orang bisa menjadi kurus karena alasan yang berbeda,” kata Prof Farooqi. “Beberapa orang tidak begitu tertarik pada makanan sedangkan yang lain bisa makan apa yang mereka suka, tetapi berat badan mereka tidak pernah bertambah,’ ujarnya.
“Jika kita dapat menemukan gen yang mencegah mereka untuk menambah berat badan, kita mungkin dapat menargetkan gen-gen itu untuk menemukan strategi penurunan berat badan yang baru dan membantu orang yang tidak memiliki keunggulan ini,” lanjut Prof Farooqi.
Tiga dari empat orang (74%) dalam kelompok STILTS disebut memiliki riwayat keluarga yang kurus dan sehat dan tim menemukan beberapa perubahan genetik yang secara signifikan lebih umum pada orang kurus.
Baca Juga: Melihat Transformasi Prostitusi di Indonesia Sebagai Bisnis Tertua
Mereka mengatakan, langkah ini memungkinkan mereka untuk menentukan gen baru dan mekanisme biologis yang membantu orang untuk tetap kurus.
Dr Ines Barroso dari Wellcome Sanger Institute, yang berkolaborasi dalam penelitian ini, mengatakan, seperti yang telah diantisipasi, mereka menemukan bahwa orang gemuk memiliki skor risiko genetik yang lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal, yang berkontribusi terhadap risiko kelebihan berat badan.
“Faktor genetik dimuat untuk melawan mereka.”
Temuan ini diterbitkan dalam jurnal PLOS Genetics.