Jakarta, Lontar.id – Pemutaran perdana film Dilan 1991 diklaim berhasil menembus 800 ribu penonton. Di saat film ini mendapat penolakan dari mahasiswa di Kota Makassar, serta protes saat pembangunan pojok Dilan di Bandung, gairah penonton terhadap film tersebut justru semakin meningkat.
Khusus jelang penayangan perdana film Dilan 1991, puluhan orang mahasiswa di Kota Makassar lalu melakukan aksi unjuk rasa, Rabu (27/2/2019) lalu. Penolakan terhadap film Dilan mereka harapkan mampu mempengaruhi minat penonton.
Para mahasiswa bahkan membuktikan pernyataannya sehari kemudian. Saat pemutaran perdana, mereka lalu mendatangi salah satu studio XXI di Mal Panakkukang untuk memboikot pemutaran perdana film.
Usaha mereka gagal karena dihalangi petugas keamanan. Mereka menganggap Film Dilan harus dicekal, dan Pemerintah didesak ikut berperan menarik film Dilan di seluruh bioskop Indonesia.
“Sehingga kita tidak heran melihat di sosial media, ada adegan-adegan mesum yang dilakukan oleh siswa SMP dan SMA, hal ini kami anggap bahwa dalam ilmu psikologis ini sangat jelas adalah pergeseran pemahaman siswa karena persoalan menonton film-film seperti ini,” kata Koordinator aksi, Rudini, saat memberikan tanggapan pada salah satu stasiun TV Swasta.
Rencana boikot dengan menjadi influencer untuk mempengaruhi penonton tak berbuah hasil. Minat penonton justru meningkat.
Max Pictures melalui laman instagramnya (_maxpictures) mengklaim, ada 720 ribu penonton film Dilan 1991 saat tayang perdana, Kamis (28/2/2019) lalu. Angka tersebut juga dilengkapi oleh 80 ribu orang yang menyaksikan di premiere film Dilan 1991.
Angka penonton tersebut dianggap telah melampaui rekor box office penayangan perdana film indonesia sepanjang masa. Bahkan, hingga hari ke-3, jumlah penonton diklaim telah mencapai angka 2.082.000
Rekor penonton saat tayang perdana sebelumnya dipegang oleh film warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos Part II yang ditonton 300 ribu orang.
Kontroversi jelang penayangan perdana sedikit banyaknya makin menguatkan promosi film yang dibintangi Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla itu.
Pojok Dilan yang Diprotes
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil juga tak luput dari gelombang protes. Niat Ridwan Kamil membangun Pojok Dilan di Taman Saparua dipersepsikan berbeda oleh beberapa pihak. Gejolak tersebut membuat RK lalu memberikan klarifikasi melalui instagram pribadinya @Ridwan Kamil.
Soal Pojok Dilan kata RK, itu dalah sudut kecil seuprit di Taman Saparua yang niatnya untuk meningkatkan interaksi budaya literasi kalangan milenial. Kenapa nama Dilan? Karena Novel Dilan adalah karya literasi anak Bandung yang paling sukses menjadi Film Nasional di era milenial (lebih dari 6 juta penonton).
“Ke-2 tertinggi dalam sejarah film Indonesia. Itu yg tidak dimiliki oleh karya literasi lainnya di Jawa Barat. Itu yang diharapkan lahir penulis2 seperti Pidi Baiq lainnya. Jadi bukan soal perayaan karakter si Dilan nya yang memang pro kontra, karena konteks gaya jaman baheula yang dibaca oleh konteks zaman now,” tulis RK.
Ke-2 kata dia, Tokoh-tokoh lainnya juga, jika relevan, akan diwadahi di berbagai tempat yang cocok dan relevan. Ke-3, banyak kritikan yang menyatakan sebagai Gubernur seolah RK hanya ngurus “receh”.
“Padahal (entah kurang info atau tidak mau peduli), gagasan dan program fundamental membawa #JABARJUARA sudah bergerak.”
“CONTOH: Pendidikan Karakter Jabar Masagi, Layanan Layad Rawat, Literasi Cerdas, SMK berkurikulum 4.0, Program Magrib mengaji dan Subuh berjamaah, Kredit Mesra berbasis masjid, Pusat pertumbuhan Segitiga Rebana di Pantura, Pembangunan Pariwisata di 30 lokasi, Akselerasi Jalan Tol Cigatas-Tol Bogor-Cianjur-Bandung, Jalur Kereta Pangandaran, Creative & Technology Center di berbagai wilayah, Bandara Cikembar untuk membuka akses ke Jabar Selatan, dan pendirian PUSAT BUDAYA SUNDA di subang, sumedang, garut dan ciamis. (Budaya tradisi dihormati, budaya kontemporer juga diwadahi). Demikian saya gunakan hak jawab saya. Hatur Nuhun.”
Klarifikasi RK yang merupakan salah satu pemeran dalam film Dilan juga berbuah promosi besar. Film Dilan pertama yang disebutnya meraih peringkat kedua tertinggi di Indonesia sepertinya akan menanjak naik di film kedua Dilan 1991 ini.
Jika rekor penayangan perdana hingga akhir terus konsiten setiap harinya, maka bukan tak mungkin rekor penonton terbesar dalam sejarah film Indonesia bakal disalip oleh Dilan 1991. Kita tunggu saja hasil akhirnya.