Jakarta, Lontar.id – Tinggal di kota besar seperti Jakarta mengahruskan saya bernegosiasi dengan makanannya, pasalnya selama tinggal di Jakarta, makanan siap saji lebih menggiurkan dibandingkan harus membeli dan memasak terlebih dahulu. Warung siap saji pada umumnya menjajakan menu utama yaitu ayam broiler atau yang lebih dikenal dengan nama ayam potong.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2018 cukup banyak selebriti yang berbondong-bondong membuka warung makan, setelah sebelumnya mendominasi pasar dengan membuka outlet kue oleh-oleh khas darah yang samasekali tidak khas daerah karena menu utamanya hanya kue boleh yang dimodifikasi dengan keju, coklat, dan lain-lain.
Kembali ke persoalan ayam broiler, jenis ayam tersebut sangat berbeda dengan ayam kampung. Ayam broiler biasanya sudah dapat disembelih ketika berusia sekitar 40 hari (6 minggu). Untuk mendapatkan berat badannya yang ideal, maka asupan makanan ayam broiler harus difokuskan pada pemberian nutrisi protein yang dipadukan dengan sistem pencahayaan buatan. Bahkan beberapa peternak ayam menggunakan hormon sintetik untuk merangsang pertumbuhan dan peningkatan berat badan ayam broiler. Seperti dikutip dalam website aladokter
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa ayam broiler yang mengandung banyak hormon sangat berbahaya karena menambah jumlah hormon dalam tubuh manusia utamanya pada perempuan menjadi semakin banyak. Saya sendiri sering mengalami hal tersebut. Gejala tubuh yang saya dapatkan seperti mudah capek, migrain, dan nyeri saat haid.
Ayam di pasaran, termasuk ayam broiler, kemungkinan mengandung bakteri yang bisa menyebabkan penyakit. Sebuah penelitian mengenai kelayakan daging ayam yang beredar di pasaran menemukan setidaknya ada enam jenis bakteri dalam ayam broiler, yaitu Salmonella, Campylobacter, E. coli, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas, dan Staphylococcus aureus. Berikut adalah bahaya ayam broiler yang sudah terkontaminasi bakteri, dikutip dalam laman aladokter
- Infeksi Salmonella
Infeksi bakteri Salmonella terjadi di dalam usus manusia. Beberapa jenis bakteri ini dapat menyebabkan demam tifoid. Biasanya, penularan penyakit ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, termasuk daging ayam broiler yang sudah terkontaminasi. - Infeksi Campylobacter
Infeksi bakteri Campylobacter terjadi pada saluran pencernaan. Bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang sudah terkontaminasi, misalnya daging ayam dan sapi yang tidak diolah dengan baik. Seorang yang terkena infeksi Campylobacter akan mengalami gejala berupa diare berdarah, demam, sakit perut, dan muntah. - Keracunan makanan
Bakteri E. coli merupakan salah satu bakteri yang bisa menyebabkan seseorang mengalami keracunan makanan. Penyebaran bakteri E. coli ini biasanya melalui konsumsi makanan yang telah terkontaminasi, termasuk daging ayam.
Hingga saat ini, peternakan ayam broiler telah memakai obat antibiotik guna mengurangi kontaminasi bakteri-bakteri tersebut. Namun, sebagian bakteri yang ditemukan di daging ayam broiler sudah kebal terhadap antibiotik.
Mengingat potensi ayam broiler yang membahayakan bagi kesehatan manusia, maka pemakaian antibiotik pada ayam broiler mulai dibatasi, bahkan dilarang di negara-negara tertentu. Namun, pemberian vaksin pada hewan masih diperkenankan asalkan sesuai dengan resep dari dokter hewan. Selain itu, peningkatan kualitas kandang baik dari segi kebersihan juga harus dilakukan guna meminimalkan penyebaran bakteri.