Rediana berharap masyarakat seyogianya memahami bahwa setiap orang memiliki kemerdekaan untuk memiliki suatu media penghiburan apapun wujudnya. Spirit sebaiknya perlu dipahami sebagai suatu pancaran yang tidak selalu negatif.
Karenanya memiliki spirit doll setidaknya dapat dipadankan seperti memiliki suatu barang ‘aji-aji’, sehingga apapun wujudnya dan jika tidak disalahgunakan untuk mencelakakan seseorang atau bahkan dirinya sendiri ia menjadi hal yang lumrah.
“Tetapi jika spirit doll menjadi suatu kemelekatan bagi diri pribadinya justru akan menyebabkan jiwa menjadi tidak sehat,” jelasnya.
Ia menandaskan Spirit Doll memang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, ada baiknya perlu dilakukan dialog antara sudut pandang agama dan keberadaan budaya masyarakat.
Sebagai pengamat budaya, ia menilai memiliki spirit doll merupakan wujud dari aktivitas kebudayaan secara pribadi ataupun masyarakat secara luas. Sementara agama memberi batasan yang sifatnya normatif, batasan tersebut sangat bermanfaat bila sekiranya keberadaan spirit doll mengganggu ketenteraman pemiliknya atau masyarakat sekitarnya.
Rediana berharap secara umum apapun bentuk karya seninya hal tersebut bisa menjadi suatu karya yang menghantar pada perbuatan yang positif dan bermanfaat. Meskipun kemudian muncul polemik dikarenakan persepsi masyarakat yang majemuk dalam menghadapi hal tersebut.
Karena itu, bagi pemilik spirit doll perlu memahami kebiasaan masyarakat yang belum siap dengan kebiasaan tersebut, maka kebijakan pribadi dalam hal privasi perlu untuk dipertimbangkan. Dengan kata lain, kebiasaan yang anti mainstream perlu diolah lagi bila kemudian hari ingin diperkenalkan.
Selain itu, diperlukan pendekatan secara perlahan agar masyarakat bisa mengerti dan memaklumi atas aktivitas tersebut. Perlu juga menumbuhkembangkan sikap agar mampu memahami bahwa setiap orang memiliki kemerdekaan dalam memiliki suatu hal.
“Penting dan perlu adalah sikap untuk bisa memahami keberadaan beserta dampaknya, baru kemudian jika ada yang kurang pas justifikasi. Begitu pun soal spirit doll ini, upayakan justifikasi tidak mengintimidasi, tetapi seyogianya secara bersama didialogkan, supaya sisi pemilik dan publik saling memahami,” imbuhnya.